Penulis menyusun penelitian ini dalam upaya untuk mengetahui dan menjelaskan lebih lanjut mengenai pengaruh manajemen laba akrual dan manajemen laba riil terhadap probabilitas suatu perusahaan melakukan aktivtas tax shelter. Dalam penelitian ini, aktivitas tax shelter diukur menggunakan nilai Surat Ketetapan Kurang Bayar (SKPKB) yang diterima oleh perusahaan pada periode tersebut. Selain menggunakan variabel bebas, penulis juga menggunakan 3 (tiga) variabel kontrol, yaitu leverage, profitabilitas, dan ukuran perusahaan. Masing-masing hipotesis diuji menggunakan teknik pengujian regresi logistik pada 178 (seratus tujuh puluh delapan) sampel tahun perusahaan yang diperoleh dari 78 (tujuh puluh delapan) perusahaan manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan mendapatkan serta mencantumkan SKPKB pada laporan tahunannya. Setelah melakukan olah data, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hanya manajemen laba riil melalui arus kas operasi dan manajemen laba riil melalui beban diskresioner yang memberikan pengaruh terhadap probabilitas suatu perusahaan melakukan aktivitas tax shelter. |