Latar Belakang: Bacillus subtilis adalah salah satu spesies yang dapat meningkatkan unsur hara khususnya nitrogen dan fosfat dalam tanah. Bakteri ini berperan penting dalam industri pertanian dan kesehatan. Metode penyimpanan terbaik untuk kebanyakan bakteri oleh metode liofilisasi atau pengeringan beku (freeze-drying). Informasi mengenai faktor apa saja yang mempengaruhi viabilitas Bacillus subtilis yang dipreservasi dengan metode tersebut, masih terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh suhu dan usia penyimpanan terhadap viabilitas Bacillus subtilis pasca liofilisasi. Metode: Penelitian ini dilakukan secara eksperimental. Bacillus subtilis dilakukan menggunakan metode liofiliasi kemudian disimpan pada suhu -20°C, 2-8°C, dan 25°C dengan usia penyimpanan 30 hari, 120 hari, dan 240 hari. Hasil data dianalisis menggunakan uji Anova dan Post-Hoc Tukey. Hasil: Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara suhu penyimpanan dan usia penyimpanan Bacillus subtilis pada hari ke 120 tetapi tidak menunjukkan perbedaan yang bermakna pada hari ke 30. Hari ke 240 terdapat perbedaan yang bermakna pada kelompok suhu -20°C dengan 2-8°C dan kelompok suhu 25°C dengan -20°C tetapi tidak menunjukkan perbedaan bermakna pada kelompok suhu 2-8°C dengan 25°C Kesimpulan: Penyimpanan di -20°C baik pada usia penyimpanan 30 hari, 120 hari, dan 240 hari memberikan hasil viabilitas lebih baik dibandingkan pada suhu penyimpanan 2-8°C dan 25°C. |