Latar Belakang: Ibu adalah seorang yang memegang peranan dalam penyedia makanan keluarga. Karena itu, tingkat pendidikan ibu memiliki peranan penting dalam praktik pemberian makan yang diterapkan pada anak serta kebiasaan makan anak. Tujuan: Mengetahui hubungan tingkat pendidikan ibu dengan praktik pemberian makan dan kebiasaan makan anak kelas 1-3 SD di Penjaringan, Jakarta Utara. Metode: Penelitian potong lintang pada 386 ibu dengan menggunakan formulir praktik pemberian makan yang dibagikan kepada siswa untuk dibawa pulang lalu kuesioner diisi oleh ibu dan dikumpulkan kembali. Data yang digunakan adalah data sekunder. Kriteria inklusi adalah semua ibu yang anaknya bersekolah di kelas 1-3 SD Kecamatan Penjaringan Jakarta Utara. Kriteria eksklusi adalah ibu yang tidak tinggal dengan anaknya, yang sehari-hari tidak menyiapkan makan anaknya, dan tidak dapat membaca dan menulis Bahasa Indonesia. Hubungan antar variable independent dan dependen dianalisis menggunakan chi-square. Hasil: Terdapat 40,9% ibu memiliki tingkat pendidikan rendah dan 59,1% ibu memiliki tingkat pendidikan menengah/tinggi. Kebiasaan konsumsi makanan pada anak kelas 1-3 SD di Kecamatan Penjaringan menunjukan bahwa buah dalam kategori jarang (29,8%) dan sering (70,2%), sayur dalam kategori jarang (20,2%) dan sering (79,8%), makanan manis dalam kategori rendah-sedang (51%) dan tinggi (49%), dan minuman bersoda dalam kategori rendah (98,4%) serta tinggi (1,6%). Praktik pemberian makan yang dilakukan ibu sebagian besar otoritatif (72,3%). Penelitian ini juga menunjukan tidak ada hubungan bermakna antara tingkat pendidikan ibu dengan frekuensi konsumsi buah pada anak (p = 0,05), sayur (p = 0,05), makanan manis (p = 0,05), minuman bersoda (p = 0,05). Tidak terdapat hubungan tingkat pendidikan ibu dengan praktik pemberian makan otoritatif (p = 0,05). |