Latar Belakang: Angka harapan hidup meningkat seiring berkembangnya ilmu pengetahuan, terutama dalam bidang teknologi dan kedokteran. Akan tetapi, peningkatan angka harapan hidup disertai dengan masalah penuaan seperti penurunan kemandirian pada lansia. Sarkopenia merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kemandirian lansia sehari-hari.
Tujuan: Mengetahui hubungan antara sarkopenia dengan ADL dan IADL pada lansia di PUSAKA, Jakarta Barat.
Metode: Penelitian ini menggunakan desain potong lintang dengan 79 responden di PUSAKA, Jakarta Barat. Penilaian ADL/ IADL menggunakan kuesioner Barthel Index. Penilaian sarkopenia menggunakan alat Bio Impedance Analysis untuk mengukur massa otot, handgrip untuk mengukur kekuatan otot, dan uji Timed Up and Go untuk mengukur performa fisik. Analisis data dilakukan menggunakan uji chi-square.
Hasil: Dari 79 responden, 52 orang (65,8%) mandiri dalam ADL, seluruh responden mandiri dalam IADL, dan 32,9% responden mengalami sarkopenia. Analisis bivariat menunjukkan tidak terdapat hubungan bermakna antara sarkopenia dengan ADL pada lansia (p = 0,655). Setelah diskusi lebih lanjut, dilakukan analisis bivariat antara sarkopenia dengan beberapa aspek IADL yang melibatkan aktivitas fisik dan didapatkan hubungan bermakna antara sarkopenia dengan kemampuan berbelanja pada lansia (p=0,012).
Kesimpulan: Sarkopenia tidak menentukan kemandirian ADL pada lansia. Namun sarkopenia menentukan kemandirian berbelanja pada lansia di PUSAKA Kalideres, Jakarta Barat. |