Infeksi malaria di kawasan Indonesia Timur masih tinggi (API >5 ‰). Selain itu, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) merupakan salah satu wilayah tertinggi dengan data yang sangat kurang, terutama dalam membandingkan Hb antara infeksi P. falciparum dan P. vivax. Kedua Plasmodium tersebut dapat mempengaruhi variasi kadar Hb. Tujuan Menganalisis hubungan infeksi malaria dengan rendahnya kadar Hb di daerah perdesaan dengan populasi endemis malaria di Indonesia Timur. Metode Penelitian potong lintang tentang prevalensi malaria pada berbagai level API di Indonesia Timur. Sampel dipilih secara acak pada usia 14 tahun ke atas. Kadar Hb diukur dengan Bene-Check Hb stick test selama pengumpulan data oleh praktisi kesehatan setempat. Spesies malaria diperiksa secara mikroskopis dan nested-PCR di tiga laboratorium berbeda untuk jaminan kualitas. Untuk membatasi bias, dilakukan evaluasi terhadap variabel jenis kelamin, usia, tempat tinggal, pekerjaan, lama tinggal di daerah endemis, dan Body Mass Index (BMI). Analisis data menggunakan analisis univariat, bivariat, multiple regression logistic, dan uji t dengan CI 95% dan a: 0,05. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara infeksi malaria, usia, tempat tinggal, dan BMI dengan penurunan kadar Hb (P<0,05). Infeksi malaria merupakan faktor yang paling berisiko menurunkan kadar Hb, dan tidak terdapat perbedaan kadar Hb antara infeksi P. falciparum dan P. vivax (P=0,76) dengan CI 95%. Kesimpulan Infeksi malaria menurunkan kadar Hb. Namun, tidak ada perbedaan kadar Hb antara infeksi P. falciparum dan P. vivax. |