Dengan adanya pandemi COVID-19, para pekerja mau tidak mau memiliki kebiasaan baru yaitu work from home (WFH) atau bekerja dari rumah. Bagi ibu bekerja yang memiliki anak balita di Indonesia, kebijakan bekerja dari rumah dapat menjadi tantangan karena masyarakat di Indonesia masih menganggap bahwa peran dari ibu hanya untuk mengurus keluarga dan mengerjakan tugas domestik. Oleh karena itu, dengan kebijakan WFH yang ada, ibu bekerja harus menjalankan dua peran sekaligus dalam waktu bersamaan, seperti harus bekerja sambil tetap merawat anaknya yang masih balita. Dalam keadaan tersebut, ibu bekerja sangat rentan mengalami work-family conflict. Work-family conflict yang tidak segera diselesaikan dapat berpengaruh terhadap kesehatan, kepuasan kerja, serta kepuasan dalam berkeluarga ibu bekerja. Oleh sebab itu, dibutuhkan coping strategies yang sesuai dengan ibu bekerja untuk menyelesaikan masalah work-family conflict tersebut. Penelitian ini memiliki tujuan untuk memberikan gambaran mengenai work-family conflict dan coping strategies yang dimiliki oleh ibu bekerja dengan anak balita di masa pandemi COVID-19. Teori work-family conflict dalam penelitian ini bersumber dari Greenhaus dan Beutell dan teori coping strategies bersumber dari Somech dan Zahavy. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologis. Pengambilan data dilakukan dengan metode wawancara semi-terstruktur kepada tiga orang partisipan yang merupakan ibu bekerja di divisi HR yang memiliki anak usia balita. Pemilihan partisipan menggunakan teknik criterion-i sampling dan kemudian hasil data dianalisis dengan thematic analysis. Hasil menunjukkan bahwa ketiga partisipan mengalami work-family conflict selama pandemi COVID-19 ini. Work-family conflict muncul dalam tiga bentuk, yaitu waktu, tekanan, dan perilaku. Selama melaksanakan WFH, ibu bekerja harus menjalani dua peran sekaligus, yaitu sebagai ibu dan karyawan. Waktu yang dipakai, tekanan yang didapatkan, serta perilaku yang diharapkan dalam peran pekerjaan akan berdampak secara negatif terhadap peran dalam keluarga. Coping strategies atau cara penyelesaian masalah yang dipilih oleh partisipan untuk menyelesaikan work-family conflict berkaitan dengan ideologi gender yang dimiliki. Secara keseluruhan coping strategies yang dirasa efektif oleh ibu bekerja dengan ideologi gender non-tradisional adalah super at work, priority at work, delegation at home, dan priority at home, sedangkan coping strategies yang dirasa efektif oleh ibu bekerja dengan ideologi gender tradisional semi modern adalah super at home dan delegation at work. |