Situasi pandemi Covid-19 memberikan dampak kepada setiap bidang, salah satunya pendidikan. Penyesuaian pendidikan dengan situasi pandemi Covid19 adalah pembelajaran jarak jauh. Pembelajaran jarak jauh saat ini menambahkan peran kepada orangtua, khususnya ibu. Ibu menghabiskan waktu lebih banyak dengan anak melalui proses pembelajaran jarak jauh di masa pandemi. Di sisi lain, tidak semua penyesuaian pembelajaran jarak jauh dirasa efektif. Pembelajaran jarak jauh homeschooling membuat sejumlah keluarga memutuskan penerapan homeschooling di masa pandemi demi pendidikan maksimal bagi anak. Dengan demikian, ibu memiliki peran baru sebagai fasilitator utama pendidikan anak. Peran baru tersebut dapat memicu adanya tekanan pada ibu yang juga dapat mempengaruhi self-efficacy mereka dalam penerapan homeschooling tunggal. Penelitian ini hendak melihat gambaran self-efficacy ibu yang menerapkan homeschooling tunggal. Homeschooling tunggal merupakan pendidikan informal berbasis keluarga dengan lingkungan belajar mandiri yang dilakukan oleh satu keluarga dan tidak bergabung dengan keluarga lainnya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan fenomenologis. Pengambilan data dilakukan dengan wawancara online. Partisipan penelitian merupakan ibu yang menerapkan homeschooling tunggal sejak pandemi di Indonesia dari anak usia 6 – 11 tahun yang mengikuti homeschooling. Teknik sampling dalam penelitian kualitatif ini adalah convenience sampling. Partisipan penelitian ini adalah tiga orang ibu yang memiliki self-efficacy sedang yang dipilih melalui penyebaran alat ukur Teacher’s Sense of Efficacy Scale. Hasil penelitian ini menunjukkan ketiga partisipan yang memiliki selfefficacy sedang menghadapi beberapa tantangan dan terkadang kurang yakin dengan kemampuan mereka, namun mereka mengetahui cara untuk meyakinkan diri mereka kembali. Sejauh partisipan melaksanakan homeschooling tunggal, penelitian ini menemukan bahwa mereka masih tetap yakin akan kemampuan mereka dalam melaksanakan homeschooling tunggal. Keyakinan setiap partisipan dalam penerapan homeschooling tunggal didukung oleh performa masa lalu mereka ketika belajar bersama anak, melihat pengalaman orang lain dalam keberhasilan homeschooling tunggal, dukungan verbal dari orang sekitar, serta perasaan nyaman selama homeschooling tunggal. Meskipun menghadapi banyak tantangan dan hambatan, namun dengan adanya dukungan dan melihat pengalaman positif dari orang lain, para ibu memiliki self-efficacy yang memadai. |