Semua hal yang ada di dunia dapat memengaruhi pembentukan keyakinan, dimana keyakinan tersebut juga mampu membentuk perilaku dan tindakan seseorang. Pandemi COVID-19 yang sedang melanda seluruh dunia membuat perubahan yang cukup besar ke seluruh aspek kehidupan, salah satunya dialami pada kondisi perekonomian di Indonesia. Kemerosotan ekonomi ini mampu membentuk pemikiran negatif pada diri individu secara berulang dalam konteks keadaan keuangan, yaitu kekhawatiran dan perenungan (financial worry dan rumination). Penelitian ini pun dilakukan untuk mengidentifikasi keyakinan apa yang memiliki kontribusi dalam proses pemikiran negatif pada konteks keadaan keuangan dengan mencari tahu hubungan antar variabel tersebut. Dari 333 partisipan berusia 19-59 tahun (M = 34.81, SD = 10.00) menunjukkan bahwa primals pleasurable, regenerative, progressing, harmless, cooperative, stable, just, interesting, beautiful, abundant, meaningful, improvable, intentional, needs me, interconnected, understandable, acceptable, safe, enticing, dan good memiliki hubungan negatif yang signifikan, sedangkan primals about me/interactive, hierarchical, dan changing memiliki hubungan positif yang signifikan dengan financial worry dan rumination. Hasil ini menunjukkan bahwa primals dalam keyakinan tentang dunia tersebut memiliki kontribusi dalam kekhawatiran dan perenungan secara berulang terhadap kondisi keuangan seseorang. Dengan demikian, seseorang yang memiliki keyakinan-keyakinan tentang dunia mampu mengurangi kekhawatiran dan perenungan secara berulang tentang kondisi keuangannya dan meningkatkan kesejahteraannya. |