PT. DWI PALMA SEJAHTERA berdiri sejak tahun 1989, dan bergerak di bidang usaha industri sepatu. Dalam mengelola perusahaan, PT. Dwi Palma Sejahtera mengalami persaingan dengan perusahaan lain yang sejenis. Perusahaan menetapkan kebijaksanaan-kebijaksanaan baru dalam menghadapi persaingan tersebut. Salah satu kebijaksanaan yang dilakukan perusahaan adalah penjualan secara kredit. Perusahaan harus didukung oleh Manajemen Piutang Dagang yang baik dalam melakukan kebijaksanaan tersebut. Manajemen piutang dagang merupakan hal yang penting bagi perusahaan yang menjual produknya secara kredit. Manajemen piutang dagang terutama menyangkut masalah pengendalian dari pemberian dan pengumpulan piutang serta evaluasi terhadap politik kredit yang dijalankan oleh perusahaan. Tujuan analisa ini adalah untuk mengetahui kwalitas kebijaksanaan piutang dagang yang dilakukan oleh PT. Dwi Palma Sejahtera, serta dikaitkan dengan tingkat Likuiditas dan Rentabilitas perusahaan. Untuk menunjukkan adanya hubungan antara kebijaksanaan piutang dagang dengan tingkat Likuiditas / Rentabilitas perusahaan, digunakan Analisa Korelasi. Hasil analisa ini menunjukkan bahwa kwalitas Manajemen Piutang Dagang PT. Dwi Palma Sejahtera semakin baik / meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini dapat dilihat pada tabel Aging Schedule piutang dagang perusahaan yaitu mengenai pengumpulan piutang. Dari table tersebut menunjukkan tiap tahun jumlah piutang yang menunggak semakin kecil jumlahnya. Dari hasil analisa korelasi antara Receivable Turn Over dengan Tingkat Likuiditas ( Current Ratio & Quick Ratio ) menunjukkan r = - 0,34 & r = - 0,29. Hasil ini menunjukkan hubungan yang bertolak belakang dan lemah. Hal tersebut disebabkan karena Piutang Dagang bukan faktor utama yang mempengaruhi tingkat Likuiditas perusahaan, tetapi masih banyak faktor lain seperti: kas, persediaan, dan aktiva lancar lainnya. Sedangkan hasil Analisa Korelasi antara Receivable Turn Over dengan tingkat Rentabilitas perusahaan (ROS, ROI, & ROE) menunjukkan r = - 0,32 ; r = - 0,39 ;& r = - 0,40. Hasil tersebut menunjukkan hubungan yang bertolak belakang dan lemah. Hal tersebut disebabkan karena peningkatan laba bersih perusahaan tidak terlalu dipengaruhi oleh penurunan piutang dagang perusahaan, tetapi lebih dipengaruhi oleh kenaikan volume penjualan dan disertai dengan biaya yang efisien. |