Anda belum login :: 22 Nov 2024 22:53 WIB
Detail
BukuGambaran Dyadic Coping dalam Dual Earner Family
Bibliografi
Author: Lentari, Fransisca Rosa Mira (Advisor); Moniaga, Gilbert
Topik: Dyadic Coping; Dual earners; Pernikahan.
Bahasa: (ID )    
Penerbit: Fakultas Psikologi Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya     Tempat Terbit: Jakarta    Tahun Terbit: 2021    
Jenis: Theses - Undergraduate Thesis - Abstract of Undergraduate Thesis
Fulltext:
Abstract
Pasangan dual earner merupakan pasangan yang mempunyai karir dan berada dalam hubungan yang berkomitmen. Seperti pasangan menikah lainnya, dual earners sedang berada atau sudah melewati tahap penyesuaian dengan pasangan mereka dan masa pengasuhan anak. Selain itu, dual earners memiliki tantangan untuk membagi waktu antara tuntutan pekerjaan dan keluarga, pengelolaan rumah tangga, serta keuangan. Istri dalam dual earner family dapat merasa stres karena banyaknya tuntutan peran sebagai istri, ibu, pengurus rumah tangga, dan wanita karir yang sukses. Sedangkan, suami dual earners juga memiliki stres pekerjaan yang tinggi, terutama karena jam kerja yang lama dan kelebihan beban pada perannya. Oleh sebab itu, pasangan dual earners dapat menerapkan dyadic coping dalam upaya mereka dalam mengatasi tuntutan dan stressor mereka. Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran dyadic coping dalam dual earner family. Teori dyadic coping oleh Bodenmann merupakan upaya salah satu atau kedua pasangan untuk membantu satu atau kedua pasangan dalam mengatasi masalah. Dyadic coping terdiri dari positive dan negative dyadic coping. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan pendekatan fenomenologi dan memperoleh data melalui proses wawancara. Teknik sampling yang digunakan adalah convenience sampling. Peneliti melakukan wawancara kepada dua pasangan suami dan istri yang bekerja (dual earners) yang sudah mempunyai anak. Stressor dual earner family pada partisipan dalam penelitian ini adalah antara lain, pekerjaan, keterbatasan waktu, komunikasi, keuangan, anak yang sakit, serta penyesuaian dalam rumah tangga. Semua pasangan cenderung menggunakan positive dyadic coping dibandingkan dengan negative dyadic coping dalam upaya mereka dalam menghadapi permasalahan dan stressor sebagai dual earner family. Contohnya dari pasangan pertama, istri mengingatkan bahwa Tuhan pasti akan memelihara mereka ketika suami merasa stres dengan pekerjaannya (emotion focused supportive dyadic coping). Istri yang bekerja sebagai agen properti tidak selalu mendapatkan penjualan maka, mengingatkan suaminya untuk mengirit dan menabung. Kemudian dari pasangan kedua yang keduanya bekerja di kantor, suami memiliki banyak pengalaman kerja dan membagikannya kepada istri ketika merasa stres dalam pekerjaan (problem focused supportive dyadic coping). Selain itu, Istri yang merasa stres karena tidak bisa mengurus anaknya sakit berat karena juga memiliki tanggung jawab untuk bekerja di kantor, maka pasangan kedua harus berdiskusi siapa yang harus izin atau cuti dari pekerjaan dan mengurus anaknya (problem focused common dyadic coping).
Opini AndaKlik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!

Lihat Sejarah Pengadaan  Konversi Metadata   Kembali
design
 
Process time: 0.15625 second(s)