Mahasiswa tidak dapat dipisahkan dengan permasalahan akademik yang berujung pada stres. Stres akademik merupakan kondisi tertekan bagi mahasiswa yang disebabkan karena adanya ketidaksesuaiannya antara keadaan yang diinginkan dengan tuntutan akademik. Salah satu faktor yang diduga dapat menimbulkan stress akademik adalah self efficacy. Self efficacy merupakan keyakinan individu terhadap kemampuan dirinya. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara self efficacydengan stres akademik. Populasi penelitian ini adalah mahasiswa aktif dari perguruan tinggi di Jakarta Angkatan 2018 dan 2019. Sampel penelitian ini adalah 106 responden yang diambil menggunakan teknik accidental sampling. Penelitian ini menggunakan metode penelitian korelasional. Teknik pengumpulan data menggunakan instrumen skala penilaian untuk mengukur variabel stres akademik dan self efficacy. Hasil analisis deskriptif variabel stres akademik adalah: 16% responden mengalami stres akademik pada kategori tinggi, 46% pada kategori cukup tinggi, 31% pada kategori yang rendah, dan 7% pada kategori sangat rendah. Pada variabel self efficacy, diperoleh data: 13% responden sudah memiliki self efficacy pada kategori cukup tinggi, 54% pada kategori tinggi, dan 13% pada kategori sangat tinggi. Berdasarkan hasil analisis korelatif menggunakan SPSS 21.0, ditemukan besarnya korelasi antara self efficacy dengan stres akademik adalah -0,371 dengan sig. 0.000. Sig. 0.000 lebih kecil dari 0.05. Hasil ini menunjukan adanya hubungan yang negatif dan signifikan antara self efficacy dengan stres akademik pada mahasiswa aktif angkatan 2018 dan 2019 dari perguruan tinggi di Jakarta. Semakin tinggi self efficacy seorang mahasiswa maka semakin rendah stress akademik yang dialaminya. Mahasiswa dengan tingkat self efficacy yang tinggi cenderung memiliki keyakinan diri yang kuat untuk menghadapi dan mengatasi stresorstresor yang menimbulkan ketegangan. Self efficacy ini memberikan kontribusi sebesar 14% terhadap stres akademik. Peneliti memberikan saran terutama kepada pembimbing akademik agar berkerja sama dengan konselor perguruan tinggi untuk memberikan layanan Bimbingan dan Konseling, baik konseling individual maupun konseling kelompok kepada mahasiswa yang memiliki stres akademik yang tinggi. |