Anda belum login :: 23 Nov 2024 00:15 WIB
Home
|
Logon
Hidden
»
Administration
»
Collection Detail
Detail
Gambaran Stress dan Coping pada Penyandang Tunanetra yang Baru Mengalami Kebutaan di Usia Emerging Adulthood
Bibliografi
Author:
Nugroho, Stefani Haning Swarati
(Advisor);
Wibowo, Angela
Topik:
Stress
;
Stressor
;
Cognitive Appraisals
;
Coping
;
Emerging Adulthood
Bahasa:
(ID )
Penerbit:
Fakultas Psikologi Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
Tempat Terbit:
Jakarta
Tahun Terbit:
2020
Jenis:
Theses - Undergraduate Thesis - Abstract of Undergraduate Thesis
Fulltext:
Angela Wibowo_Undergraduate Theses_2020.pdf
(1.72MB;
35 download
)
Abstract
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang bertujuan untuk menggambarkan stress dan coping pada penyandang tunanetra yang baru mengalami kebutaan di usia emerging adulthood (18 – 25 tahun). Penyandang tunanetra ini disebut sebagai tunanetra late blind karena baru mengalami kebutaan di atas 12 tahun. Sebagai penyandang tunanetra, banyak kesulitan yang dialami, terutama aksesibilitas dalam masyarakat, seperti fasilitas pendidikan, lowongan pekerjaan, dan juga diskriminasi dari masyarakat. Tunanetra late blind memiliki perubahan besar dalam hidupnya yang mengakibatkan stress dan shock tersendiri untuk mereka. Masa emerging adulthood merupakan masa perkembangan dimana individu memiliki peran berorientasi pada tujuan hidup berupa karir di masa depannya. Seorang penyandang tunanetra yang baru mengalami kebutaan di usia emerging adulthood mengalami stress karena mereka tidak dapat menjalankan peran perkembangan mereka sebagai emerging adulthood ditambah dengan adanya rasa shock karena adanya perubahan yang berawal dari memiliki pengelihatan menjadi tidak dapat memiliki kemampuan melihat, sehingga memunculkan stress dan dibutuhkan strategi coping.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan desain penelitian analisis tematik. Penelitian ini dilakukan dengan mewawancarai partisipan yang baru mengalami kebutaan di usia emerging adulthood menggunakan panduan wawancara semi struktural. Peneliti melakukan wawancara untuk menggali lebih dalam terkait stress yang dialami oleh penyandang tunanetra late blind saat mengalami kebutaan di usia emerging adulthood, dan juga mengenai proses coping yang dilakukan oleh partisipan. Partisipan berjumlah 3 orang dengan rentang usia 22-29 tahun, dan rentang usia waktu baru mengalami kebutaan adalah usia 19 -21 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 3 partisipan mengalami stress dengan stressor yang dihadapi adalah personal stressor, yaitu stressor yang berpengaruh langsung terhadap individu. Stressor yang dihadapi adalah fakta bahwa mereka akan menjadi seorang tunanetra, dan juga pemikiran mengenai karir di masa depan mereka yang tidak akan sesuai dengan apa yang mereka harapkan, dan juga hubungan dengan teman-teman yang mulai merenggang. Pada cognitive appraisal, partisipan-partisipan menilai stressor yang mereka hadapi sebagai harm/loss karena mereka kehilangan harapan untuk masa depannya, sehingga mereka merasa hidup mereka tidak berguna. Partisipan juga menilai sressor sebagai threat karena dengan kondisi kebutaannya, salah satu partisipan sering mengalami kecelakaan dalam perjalanan. Strategi coping yang dilakukan oleh partisipan adalah seeking support for information, planful problem solving, positive reappraisals dan seeking support for emotional reasons. Peneliti menemukan bahwa kebutaan yang dialami secara lebih tiba-tiba memberikan efek stress yang lebih berat dibandingkan dengan yang mengalami kebutaan secara bertahap, lalu peneliti juga menemukan bahwa komunitas memberikan peran yang besar dalam mengatasi stress partisipan.
Opini Anda
Klik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!
Lihat Sejarah Pengadaan
Konversi Metadata
Kembali
Process time: 0.171875 second(s)