Perpindahan tempat tinggal ke panti asuhan merupakan suatu hal yang baru. Anak asuh yang baru datang perlu menyesuaikan diri dengan lingkungan, serta budaya panti asuhan. Perpindahan tempat tinggal ini juga diikuti dengan perpindahan sekolah yang membuat partisipan perlu menyesuaikan diri dengan lingkungan sekolah serta pembelajaran di sekolah. Masalah yang terlihat dari awal masuknya beberapa anak asuh yang masuk pada Juli 2019 ialah merindukan keluarga, memiliki masalah dengan kakak kelas, menutupi bakat yang dimiliki, menutup diri dari pengasuh, dan prestasi akademik yang belum optimal. Teori dalam penelitian ini menggunakan teori penyesuaian diri menurut Newman dan Newman. Newman dan Newman membagi penyesuaian diri menjadi tiga aspek, yaitu the person, the environment, dan the crisis and the growth. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran penyesuaian diri anak asuh Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA) Vincentius Putri yang merupakan korban gempa Palu 2018. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif studi kasus berdasarkan masalah yang dialami oleh 2 orang remaja korban gempa palu yang tinggal di PSAA Vincentius Putri sejak Juli 2019. Data awal didapatkan dengan wawancara langsung dengan pengasuh dan kedua partisipan. Pengumpulan data utama dilakukan dengan wawancara online pada partisipan, dan 2 pengasuh yang bertanggung jawab atas masing-masing partisipan untuk mendapatkan data triangulasi. Pertanyaan wawancara menggali seputar penyesuaian diri partisipan pada aspek person, environment, dan crisis and growth. Hasil dari penelitian ini menunjukkan kedua partisipan belum sepenuhnya bisa menyesuaikan diri, namun pada aspek yang berbeda. Pada partisipan pertama, belum bisa menyesuaikan diri terutama pada aspek person. Pada partisipan kedua belum bisa menyesuaikan diri terutama pada aspek environment. Pada aspek crisis and growth kedua partisipan memiliki cara tersendiri untuk mengatasinya. Adanya perbedaan pada kedua partisipan dipengaruhi oleh keberadaan role model. Partisipan pertama tidak memiliki role model sebagai tokoh panutan dalam berperilaku. Partisipan dua terlalu bergantung kepada role model sehingga tidak mau bergaul dengan teman sebaya. Sebagai saran, pengasuh dapat mengajarkan berbagai cara menyelesaikan masalah, membangun kepercayaan partisipan, memancing partisipan untuk aktif bercerita, dan memberikan kegiatan bersama teman sebaya yang lebih bervariasi. |