Bekerja sebagai pekerja seks merupakan proses yang sulit dengan berbagai macam tantangan. Bastaman (1997) mengembangkan sebuah teori makna hidup dan menyebutkan bahwa, individu dapat menemukan sesuatu bermakna sekalipun hidup dalam penderitaan, seperti kehamilan yang tidak diinginkan, kesulitan ekonomi dan banyak hal lainnya. Beberapa peristiwa tragis tersebut dialami oleh perempuan yang bekerja sebagai pekerja seks, dengan terbatasnya lapangan pekerjaan yang memaksa individu untuk bekerja pada lingkup pekerjaan yang bertentangan antara nilai dan agama di Indonesia. Perempuan pekerja seks menjalani proses panjang, berliku dan jatuh bangun untuk memperoleh makna hidup yang lebih positif. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk melihat proses pekerja seks perempuan dengan tahapan perkembangan dewasa awal dalam mencari kebermaknaan hidupnya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi dan wawancara semi terstruktur kepada lima partisipan. Tiga di antaranya telah memiliki anak, sedangkan dua lainnya belum memiliki anak. Wawancara dengan partisipan dilakukan sebanyak dua hingga tiga kali. Pada akhir proses penelitian, peneliti menyampaikan hasil penelitian untuk melakukan verifikasi data yang didapatkan dari proses wawancara. Hasil penelitian menunjukkan seluruh partisipan masih dalam proses penemuan makna hidupnya untuk mencapai kebahagiaan. Seluruh partisipan telah mencapai tahap penemuan makna hidup dengan dua diantaranya mencapai tahap realisasi makna hidup dengan proses yang unik dan personal. Proses kebermaknaan hidup dilalui dengan perjalanan tidak mudah, mulai dari penerimaan diri sebagai pekerja seks, tanggapan negatif masyarakat sekitar hingga masalah lain yang menghambat individu menemukan makna hidupnya. Kebermaknaan hidup juga dipengaruhi oleh faktor lain seperti kepercayaan kepada Tuhan, dukungan sosial, dan keinginan memiliki masa depan yang lebih baik. |