Peningkatan volume sampah yang terus terjadi setiap tahunnya di Indonesia, khususnya Jakarta, tentu menimbulkan berbagai dampak negatif. Salah satu dari dampak negatif tersebut adalah diperkirakan Bantargebang yang selama ini dikenal sebagai TPA akan mencapai limitnya pada tahun 2021. Oleh karenanya, saat ini pemerintah sedang membangun ITF Sunter agar Jakarta dapat mengatasi, menangani dan mengolah sampahnya sendiri tanpa harus dibawa ke Bantargebang kembali. Dalam pembangunannya, ITF Sunter sendiri belum memiliki rancangan khusus mengenai wilayah dan rute pengangkutan yang akan diterapkan. Sehingga penelitian ini dimaksudkan dan bertujuan untuk memberikan solusi saran yang efektif dan efisien terkait rute pengangkutan sampah yang akan dilakukan nantinya ketika ITF Sunter telah terealisasikan, dimana kapasitas sampah yang diangkut juga dibuat semaksimal mungkin. Dalam penelitian ini, digunakan Model VRP yang mempertimbangan batasan kapasitas kendaraan pengangkut sampah yang digunakan sehingga CVRP. Lalu, solusi pemecahan menggunakan Bee Algorithm yang merupakan algoritma yang mengadaptasi cara hidup lebah dan kecerdasan mereka dalam mencari sumber makanan. Pengolahan yang dilakukan menggunakan bantuan software MATLAB. Dan hasil yang diperoleh akan menunjukan solusi urutan rute yang terbentuk untuk masing-masing Jakarta Barat, Jakarta Utara dan Jakarta Pusat menuju ITF Sunter. Disertai dengan hasil besar jarak masing-masing dan total jarak keseluruhan. Untuk Jakarta Barat terdiri dari 18 rute dengan jarak 498,08 km dan sisa kapasitas truk sebesar 28.780 kg, Jakarta Pusat terdiri dari 17 rute dengan jarak 271,58 km dan sisa kapasitas truk sebesar 20.690 kg serta Jakarta Utara terdiri dari 21 rute dengan jarak 276,45 km dan sisa kapasitas truk sebesar 38.710 kg. Sedangkan, total jarak keseluruhan yang ditempuh dari 3 rute tersebut sebesar 1.046,12 km. |