Anak berkebutuhan khusus (ABK) akan berkembang secara lebih optimal apabila mendapatkan perlakuan dan penanganan yang tepat dari para tenaga pendidik. Salah satu bentuk penanganan yang dibutuhkan adalah berupa bantuan dan dukungan sosial. Di sekolah inklusi, guru memiliki peranan yang besar untuk memberikan dukungan sosial guna menunjang proses pendidikan yang optimal bagi ABK. Individu yang terbiasa menerima dukungan sosial cenderung memiliki kesehatan mental yang lebih baik dalam menghadapi berbagai masalah yang ada di sekitarnya. Terlebih lagi di akhir jenjang sekolah dasar, siswa anak berkebutuhan khusus akan menghadapi berbagai tantangan, salah satunya akan memasuki jenjang baru yaitu jenjang sekolah menengah pertama (SMP). Sehingga anak berkebutuhan khusus harus melakukan penyesuaian diri kembali saat memasuki jenjang SMP. Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah terdapat hubungan antara dukungan sosial guru dengan penyesuaian diri pada anak berkebutuhan khusus yang bersekolah di sekolah inklusi. Partisipan penelitian ini adalah 31 siswa berkebutuhan khusus di sekolah inklusi Jakarta. Teknik sampling yang digunakan adalah convenience sampling. Penelitian ini dilakukan secara kuantitatif dengan metode korelasional. Data diperoleh dari skala dukungan sosial yang terdiri dari 24 item dan skala penyesuaian diri yang terdiri dari 48 item. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat korelasi positif yang signifikan antara dukungan sosial guru dengan penyesuaian diri ABK di sekolah inklusi (r=.528, p<.05, one-tailed), dengan gambaran tingkat dukungan sosial pada partisipan perempuan lebih tinggi dengan mean: 81.78, sedangkan laki-laki dengan mean: 77.86, dan tingkat penyesuaian diri ABK di sekolah inklusi yang juga lebih tinggi pada partisipan perempuan yaitu dengan mean: 166, sedangkan laki-laki dengan mean: 152.23. Pada akhir penelitian, peneliti juga memberikan beberapa saran yang dapat dijadikan pertimbangan untuk pengembangan penelitian selanjutnya, seperti pertimbangan pemilihan waktu penelitian, penentuan jumlah partisipan, dan prosedur pengisian kuesioner. |