Anda belum login :: 22 Nov 2024 23:19 WIB
Detail
BukuHubungan antara Empati dan Cyberbullying pada Siswa Sekolah Menengah Pertama di Jabodetabek
Bibliografi
Author: Pandia, Weny Savitry S. (Advisor); Aryanto, Christ Billly (Advisor); Wahyudi, Kevin
Topik: empati; cyberbullying; sekolah menengah pertama; remaja
Bahasa: (ID )    
Penerbit: Fakultas Psikologi Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya     Tempat Terbit: Jakarta    Tahun Terbit: 2020    
Jenis: Theses - Undergraduate Thesis - Abstract of Undergraduate Thesis
Fulltext: 2013070226, Kevin Wahyudi, Mba Weny dan Mas Billy, Hubungan antara Empati dan Cyberbullying pada Siswa Sekolah Menengah Pertama di Jabodetabek, 24 Agustus 2020.pdf (1.42MB; 35 download)
Abstract
Bullying merupakan masalah yang sering terjadi di lingkungan sekolah
dan dapat memberikan dampak negatif kepada siswa. Beberapa peneliti
mengaitkan empati dengan perilaku agresif dan bullying. Empati dinilai dapat
membantu individu dalam berinteraksi dan mencegah munculnya perilaku agresif.
Hal ini terjadi karena individu yang memiliki empati dapat membagikan dan
memahami reaksi emosi negatif. Empati yang terdiri dari dua dimensi memiliki
peran masing-masing. Empati kognitif merupakan kemampuan untuk memahami
perasaan orang lain, dan empati afektif merupakan kemampuan untuk merasakan
perasaan orang lain. Pesatnya perkembangan teknologi diduga menjembatani
bullying di dunia maya melalui perangkat alat komunikasi yang disebut
cyberbullying. Peneliti menduga, terdapat hubungan antara empati dan
cyberbullying pada siswa sekolah menengah pertama.

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan correlational
research design dan menggunakan metode convenience sampling. Peneliti
menggunakan dua alat ukur berbentuk kuesioner yaitu mpati yang terdiri dari
dimensi kognitif dan afektif diukur dengan Basic Empathy Scale (BES) terdiri
dari 14 item dan cyberbullying diukur dengan Revised Cyber Bullying Inventory-II
terdiri dari 6 item. Peneliti menggunakan teknik statistik Spearman Rank, Mann-
Whitney U-Test dan Kruskal Wallis H-Test.

Hasil utama penelitian yang melibatkan 204 partisipan menunjukkan
cyberbullying memiliki korelasi negatif signifikan dengan empati [rs(204)= -
0,160, p < 0,05] dan empati afektif [rs (204)= -0,159, p < 0,05], namun tidak
signifikan pada empati kognitif [rs (204)= -0,101, p > 0,05]. Hal ini dapat terjadi
karena empati kognitif yang mengandalkan pemahaman dari observasi kepada
korban dinilai sulit dilakukan pada konteks cyberbullying melalui dunia maya.
Merasakan perasaan orang lain atau vicarious experiences pada empati afektif
memiliki dampak dalam mengurangi tingkat cyberbullying. Sebagai analisis
tambahan, perempuan ditemukan memiliki tingkat empati, empati afektif dan
empati kognitif yang signifikan lebih tinggi dibandingkan laki-laki. Berdasarkan
kelas, kelas 7 memiliki empati dan empati kognitif yang signifikan lebih rendah
dari jenjang kelas lainnya.
Opini AndaKlik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!

Lihat Sejarah Pengadaan  Konversi Metadata   Kembali
design
 
Process time: 0.46875 second(s)