Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan provinsi yang dapat merepresentasikan golongan orang Jawa pedalaman secara menyeluruh dan tetap memegang nilai-nilai keraton serta menjalani tradisi kesultanan hingga saat ini. Budaya dan pengajaran untuk berperilaku yang diajarkan turun temurun akan membentuk karakteristik seseorang. Hal tersebut membuat sebuah stereotipe yang akan membentuk karakteristik orang Jawa sesuai dengan stereotipe itu. Akan tetapi, stereotipe selama ini hanya melihat sisi masyarakat Yogyakarta saat bersosialisasi dalam kehidupan sehari-hari, sehingga hal tersebut tidak dapat menggambarkan karakteristik kepribadian individu di DIY secara empiris. Maka, penelitian ini perlu dilakukan untuk mengetahui secara empiris mengenai struktur faktor kepribadian yang dimiliki oleh masyarakat yang tinggal di DIY.
Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan pendekatan Psikoleksikal. Instrumen yang digunakan adalah Kuesioner Penelitian Psikoleksikal di Indonesia yang terdiri dari 204 kata sifat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Analisis menggunakan metode exploratory factor analysis dengan rotasi varimax. Data yang digunakan adalah data ipsatized. Hasilnya dikorelasikan dengan marker Big Five dan Big Six. Responden yang didapatkan sebanyak 413 orang di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta
Hasil penelitian menunjukkan adanya struktur faktor kepribadian di wilayah DIY yang terdiri dari lima faktor, yaitu agresi, self-regulation, waspada-eling, dadi wong, dan javanisme. Pada penelitian ini ditemukan faktor unik yang berlatar belakang budaya, yaitu javanisme dan faktor yang dipengaruhi oleh gaya hidup serta tuntutan sekitar yang menunjukkan perilaku maladaptif, yaitu agresi. Faktor agresi dan dadi wong memiliki kemiripan dengan hasil penelitian Psikoleksikal yang telah dilakukan di Malaysia. Saran untuk penelitian selanjutnya adalah melakukan penelitian dengan variasi daerah yang beragam, menambah jumlah penelitian dan jumlah item agar dapat merepresentasikan individu lebih baik lagi. Sampling lebih baik dilakukan dengan bebas agar tidak membatasi tiap-tiap daerah, dan penggunaan teknik analisis lain memungkinkan akan menambah peluang munculnya faktor-faktor baru. |