Berkembangnya bisnis di Indonesia memunculkan banyak bisnis-bisnis baru di berbagai sektor. Bisnis yang dapat dikatakan memiliki peluang serta menjanjikan antara lain adalah bisnis kuliner, fashion, properti, jasa, dan sebagainya. Salah satu bisnis yang sedang marak di Indonesia adalah bisnis kedai kopi. Pada tahun 2019, bisnis kedai kopi di Indonesia mengalami pertumbuhan sampai 15%-20%. Selain itu, bisnis waralaba juga mengalami banyak peningkatan selama 2018 sampai dengan 2019, dimana pada tahun 2019 bisnis tersebut mengalami peningkatan sebanyak 5%. Salah satu bisnis waralaba asal luar negeri yang memiliki pertumbuhan yang baik di Indonesia adalah Starbucks Coffee. Maraknya bisnis kopi lokal seperti Fore Coffee, Kopi Kenangan, dan merek lainnya mungkin saja mengganggu dominasi Starbucks Coffee karena pertumbuhannya yang juga dapat dikatakan sangat cepat. Namun, faktanya pada 2018 Starbucks Coffee menargetkan untuk membuka 60 gerai di Jakarta dan di luar Jakarta. Dengan brand image yang sudah kuat, Starbucks Coffee terus mencari strategi agar tidak kalah dengan pesaing baru yang ada. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh brand image dan store atmosphere terhadap keputusan pembelian pada Starbucks Coffee. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kuantitatif dimana pengumpulan data dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner berbentuk Google Form secara online dan menggunakan analisis regresi berganda untuk mengetahui hasil atau pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Hasil penelitian menunjukkan pengaruh signifikan dari citra merek (brand image) dan suasana toko (store atmosphere) terhadap keputusan pembelian. Dari hasil uji regresi didapatkan persamaan sebagai berikut KP = -2,161+0,717BI+0,299SA. Nilai t hitung X1 sebesar 8,749 dan nilai t hitung X2 sebesar 4,469, nilai f hitung sebesar 174,051, dan R2 sebesar 0,608. |