Ketika anak remaja perempuan mengalami kehamilan di luar nikah, ibu kandung adalah pihak yang merasakan rasa sakit hati mendalam. Hal ini dipengaruhi oleh peran dan kedekatan dengan anak perempuannya. Selain rasa sakit hati mendalam, ibu akan merasakan dampak lain seperti merasa gagal, terguncang, dan merasa malu pada orang lain. Dampak yang dirasakan ibu akan menganggu keseharian sang ibu dan hubungannya dengan anaknya apabila tidak diatasi dengan baik. Salah satu cara yang bisa digunakan untuk mengurangi dampak negatif tersebut adalah dengan melakukan forgiveness (Enright dan Fitzgibbons, 2000). Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat gambaran proses dan faktor-faktor yang memengaruhi forgiveness pada ibu kandung yang memiliki anak remaja perempuan hamil di luar nikah. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan naratif. Pengambilan data dilakukan dengan one-on-one interview. Teknik sampling yang digunakan adalah purposeful sampling dengan jenis typical sampling. Jumlah partisipan dalam penelitian ini sebanyak tiga ibu berusia antara 43-53 tahun yang telah memiliki cucu. Panduan wawancara disusun mengacu pada konstruk dan empat fase pada proses forgiveness, yaitu uncovering phase, decision phase, work phase, dan deepening phase serta faktor-faktor yang memengaruhi forgiveness. Hasil penelitian dianalisis menggunakan thematic analysis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga partisipan merasakan berbagai perasaan dan dampak negatif akibat kehamilan anak remaja perempuannya, yaitu perasaan marah, kecewa, malu, merasa bersalah dan menjadi bahan omongan. Proses forgiveness yang dilalui partisipan bersifat fleksibel sehingga sangat memungkinkan ada fase yang berjalan tidak berurut dalam prosesnya. Selain itu, terdapat beberapa faktor yang memengaruhi partisipan dalam memberikan maaf, yaitu rasa kasihan dan empati dari Ibu, perenungan dan penekanan, hubungan kedekatan, dan faktor lain seperti permintaan maaf dari anaknya. Ketika partisipan berhasil melakukan forgiveness, partisipan akan mengalami peningkatan kesejahteraan, seperti bisa menerima keadaan anaknya karena partisipan bisa secara mandiri memilih melepas emosi negatif yang ada dalam dirinya. |