Strategi mengelola stres kerja adalah cara yang digunakan karyawan untuk mengelola, mengatur dalam berpikir, merasa dan berperilaku ketika mengalami tekanan atau tuntutan kerja di dalam melaksanakan tugas pekerjaannya. Manajemen stres terdiri dari beberapa komponen: yaitu strategi fisik meliputi menenangkan diri melalui meditasi atau relaksasi, menerapkan gaya hidup sehat. strategi berorientasi pada masalah meliputi strategi koping berfokus emosi (Emotion Focused Coping), strategi koping berfokus pada masalah (Problem Focused Coping), strategi kognitif meliputi mengevaluasi masalah secara positif, belajar dari pengalaman, membuat perbandingan sosial dan mengandalkan orang lain, strategi sosial meliputi mengandalkan orang lain, menemukan kelompok dukungan, membantu orang lain. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi karyawan di LPP TVRI dalam mengelola stres. Subjek penelitian berjumlah 42 karyawan. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif. Teknik pengumpulan data menggunakan instrumen skala penilaian. Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif dengan rumus persentase. Analisis uji validitas pernyataan menunjukan terdapat 42 pernyataan yang valid dengan reliabilitas 0,935. Hasil penelitian menunjukan bahwa sebanyak 22 karyawan (52%) memiliki manajemen stres kerja yang tinggi, 20 karyawan (48%) memiliki manajemen stres kerja yang sedang dan tidak ada karyawan (0%) yang berada pada kategori rendah. Hal ini dapat dikatakan sebagian besar karyawan bagian pendukung produksi di LPP TVRI memiliki manajemen stres kerja yang tinggi. Saran kepada pimpinan bagian pendukung produksi LPP TVRI disarankan untuk memfasilitasi para karyawan untuk menerapkan strategi manajemen stres yang efektif. Strategi yang digunakan adalah dengan mendukun karyawan untuk menggunakan layanan konseling kelompok. Berdasarkan hasil penelitian, untuk para karyawan bagian pendukung produksi LPP TVRI disarankan untuk meningkatkan pengelolaan stres kerja. Salah satu strategi yang dapat digunakan adalah dengan mengikuti konseling kelompok. Hal ini bertujuan agar karyawan bisa mengelola stres dengan menggunakan strategi berorientasi pada masalah, sehingga dalam bekerja karyawan dapat mengontrol emosi dan berani untuk menghadapi stres kerja. |