Debt covenant bertujuan untuk meminimalisir risiko kerugian yang dialami kreditur apabila debtholder gagal membayar kembali seluruh utang beserta bunganya. Kegagalan debtholder untuk membayar utang kepada kreditur dapat disebabkan karena debtholder mengalami gangguan liquidity serta memiliki profitability dan kualitas laba yang rendah. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kecenderungan debtholder melanggar perjanjian utang dengan menggunakan variabel Current Ratio Volatility, Return on Assets, dan Earnings Quality. Dengan menggunakan 5 perusahaan sub-sektor konstruksi dan properti terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2016-2018, data dianalisis dengan model regresi linear berganda untuk data panel. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa return on assets berpengaruh negatif dan signifikan terhadap debt covenant violation, debtholder dengan kinerja keuangan yang buruk memiliki potensi untuk melanggar debt covenant yang lebih tinggi. Namun, penelitian ini tidak dapat membuktikan bahwa current ratio volatility dan earnings quality berpengaruh terhadap debt covenant violation. |