Banyaknya perantau dari desa ke kota terus bertambah dikarenakan lembaga pendidikan, dan lapangan pekerjaan yang lebih memadai di Kota Jakarta, ditambah lagi dengan banyak perkantoran yang tadinya berada di wilayah Segitiga Emas akan bergeser ke Jakarta Barat karena sedikit kemacetan, hal itu menyebabkan banyak dari para perantau sering kali mencari tempat tinggal sementara dan sebagian besar dari mereka lebih berminat dengan kos. Sebagian besar kos yang terletak di daerah Jakarta Barat sudah dikelola secara modern, dan terus merenovasi tampilan bangunannya agar terlihat lebih menarik dan bersaing secara ketat mendapatkan perhatian dari para pencari kos. Ayah pengelola yang sibuk dengan pekerjaannya menjadi tidak fokus dengan bisnis kosnya, alhasil kos terbengkalai sehingga seiring berjalannya waktu konsumen lebih tertarik dan lebih memilih kos setempat yang lebih eksklusif dan tertata. Dikarenakan lokasi kos sangat strategis yaitu dekat dengan gedung kantor, lembaga pendidikan, mal, serta akses transportasi umum dan melihat banyaknya permintaan terhadap tempat tinggal kos maka hal ini membuat pengelola berminat untuk mengelola dan mengembangkan bisnis kos ini menjadi kos yang eksklusif, dengan menciptakan image kos yang baru dengan menghadirkan fasilitas kamar yang eksklusif atau jarang disediakan kos pada umumnya, lalu menghadirkan petugas kebersihan, petugas keamanan, dan mengaplikasikan fasilitas keamanan yang modern. Kos Koala akan berkonsep non-token dan terus menghadirkan fasilitas eksklusif dalam kamar dengan menghadirkan kamar mandi pribadi ditambah TV, wifi dan kulkas pribadi di dalam kamar, lalu mengaplikasikan fasilitas keamanan masa kini yang sering diaplikasikan di apartemen, perumahan real estate, dan sebagainya. Hal ini dapat diwujudkan dengan mengaplikasikan kamera CCTV (Closed Circuit Television) untuk mengontrol kos dari jarak jauh menggunakkan Handphone pengelola dengan cara diletakkan di interior dan eksterior kos, dengan maksud untuk menghindari berbagai kejahatan khususnya pencuri spesialis kos-kosan. Selain itu, pengelola juga akan memperketat keamanan kos dengan mengadakan Fingerprint Door Access Control Systems, yaitu akses masuk kos dari pintu pagar hingga pintu kamar dengan menggunakan sidik jari dari para penyewa kamar. Kos Koala juga akan menghadirkan fasilitas Ruang Bersama/coworking space dengan bantuan petugas administrasi untuk membantu berjalannya kegiatan administrasi di ruangan tersebut, coworking space berada di lantai dasar yang berfungsi untuk menciptakan suasana kerja yang santai dan asik kepada para penyewa yang ingin berdiskusi, bekerja, belajar, dan sebagainya. Pada Bab Analisis Pasar dan Posisi Perusahaan, pengelola juga melihat potensi pasar terhadap usaha yang ingin pengelola jalankan. Hal ini pengelola mulai dengan melihat data dari ruangguru.com urbanisasi di Jakarta Tahun 2012-2018 tentang jumlah pendatang baru, data dari beritasatu.com tentang tren pertumbuhan gedung perkantoran di Jakarta yang semakin berkembang, data dari reginarealty.co.id memperkirakan bahwa kenaikan harga tanah akan kembali ke 10%-15% untuk harga tanah di Jakarta, data dari mamikos.com tentang fasilitas kos yang paling diminati adalah kamar mandi dalam, tempat tidur, akses 24 jam, dan AC, data dari voffice.co.id dikatakan bahwa Industri coworking space di Asia Tenggara tumbuh sekitar 15% pada 2017 lalu. Peluang di Indonesia sendiri cukup besar, baik di kota-kota besar ataupun di daerah sekitarnya. Pengelola kemudian melakukan pembagian kuisioner pertanyaan tertutup kepada sepuluh orang yang sedang mencari kos dan berpengeluaran Rp. 3.000.000 keatas sebagai narasumber dengan tujuan untuk mengetahui jawaban dari pertanyaan yang menggunakan acuan Teori AIDA (Attention, Interest, Desire, and Action). Berdasarkan hasil kuisioner yang didapatkan maka pengelola melihat adanya beberapa peluang yang didapat antara lain, disimpulkan bahwa para pencari kos terlihat sangat setuju dalam memberikan perhatian terhadap kos yang eksklusif seperti dalam hal perbedaan fasilitas dan “eye catching”, para pencari kos sangat setuju dengan kos yang eksklusif memiliki beragam fasilitas yang lebih unggul dan setuju untuk melakukan penyewaan dan melakukan perpanjangan waktu sewa terhadap kos yang eksklusif. Namun, dikarenakan masih banyak ditemukan penyalahgunaan kos seperti tempat penyimpanan obat-obat terlarang dan penginapan pasangan bukan suami istri, timbul ancaman untuk Kos Koala yakni hal tersebut menyebabkan citra kos menjadi buruk di mata. Selain itu, pengelola juga menentukan keunggulan kompetitif pada Kos Koala. Pada Bab Strategi Pemasaran, Pengelola juga menentukan Segmentasi, Sasaran, Pemosisian untuk usaha ini. Didalam Segmentasi, pengelola menjelaskan tentang segmen yang pengelola pilih yakni segmentasi Geografis dan Psikografis. Kemudian adanya Sasaran, di mana pengelola memilih orang-orang yang berada di wilayah Jakarta Barat serta memiliki pengeluaran kelas Upper Middle dengan pengeluaran (Rp 3.000.000 – Rp. 5.000.000) perbulannya. Memilih wilayah Jakarta Barat dipilih mengingat daerah yang strategis dan lokasi kos yang berada di Jakarta Barat, kemudian untuk tema Pemosisian Kos Koala adalah: “Exclusive and Secure Accomodation“ Setelah menentukan STP, kemudian pengelola menentukan strategi pemasaran menggunakan 7P meliputi Product, Price, Place, Promotion, People Physical Evidence, dan Process. Dalam strategi ini, pengelola menjelaskan apa arti dari strategi-strategi tersebut. Pada Bab Strategi Operasional, pengelola juga menjelaskan mengenai fasilitas, peralatan dan juga terdapat prosedur pelaksanaan kegiatan operasional dan jam layanan Kos Koala. Pada Bab SDM (Sumber Daya Manusia), pengelola akan menjelaskan mengenai sumber daya manusia yang akan digunakan dalam kegiatan operasional. Karyawan dari Kos Koala terdiri dari petugas kebersihan, petugas keamanan dan petugas administrasi di mana mereka akan mendapat gaji pokok, uang makan, tunjangan kesehatan, serta insentif jika mereka dapat mengerjakan tugas sesuai kebijakan. Pada Bab Strategi Inovasi dalam membuka usaha, tentu harus dengan ide-ide yang menarik dan memiliki perbedaan dengan lawan, Kos Koala berinovasi membekali kos dengan aplikasi, fasilitas lift / elevator didalam rumah kos dengan kapasitas 250 kg, menyediakan amenities atau perlengkapan tambahan di dalam kamar tidur kos, menghadirkan fasilitas coworking space, lalu membuat cabang baru demi meningkatkan keuntungan dan mengembangkan kos. Pada Bab Strategi Keuangan, pengelola akan memulai perencanaan keuangan dengan memaparkan investasi awal, renovasi bangunan, kemudian dengan adanya investasi perlengkapan dan peralatan. Dari semua perkiraan biaya-biaya yang pengelola hitung, maka dapat kita ketahui keuntungan dan kerugian, setelah itu perhitungan BEP dan Payback yang akan didapatkan oleh Kos Koala. Pada di akhir Bab terdapat tentang kesimpulan, di mana pengelola akan menyimpulkan apakah bisnis Kos Koala ini layak atau tidak layak. |