Persepsi mengenai diri dan pasangan merupakan penilaian positif individu mengenai diri sendiri yang terkait dengan keyakinan akan kemampuan diri dalam memberikan dukungan kepada pasangan, perasaan dicintai pasangan, perasaan dihargai pasangan, dan keyakinan akan kemampuan diri dalam menyelesaikan konflik dengan pasangan; sedangkan penilaian positif individu mengenai pasangan yang terkait dengan perasaan nyaman berinteraksi dengan pasangan, kepercayaan akan kemampuan pasangan dalam memberikan dukungan emosional, dan kemampuan individu mengatribusikan perdamaian dengan pasangan dalam mengatasi konflik.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini berupa skala penilaian. Subvariabel/komponen dan indikator-indikator yang merupakan penjabaran dari variabel persepsi terhadap diri dan pasangan dalam kehidupan pernikahan. Berdasarkan hasil ujicoba terpakai yaitu ujicoba instrumen yang dilakukan kepada sekelompok sampel sebanyak satu kali, hasil ujicoba instrumen penelitian menunjukkan koefisien reliabilitas instrumen (Cronbach’s alfa) penilaian positif terhadap diri dan pasangan sebesar 0,985 dengan jumlah pernyataan valid sebanyak 35 pernyataan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 19% responden memiliki penilaian sangat positif terhadap diri dan pasangan, 63% responden memiliki penilaian terhadap diri dan pasangan yang tergolong positif, 7% responden memiliki penilaian cukup positif terhadap diri dan pasangan, sebanayak 4% responden memiliki penilaian tidak positif terhadap diri dan pasangan, dan sebanyak 7% responden memiliki penilaian sangat tidak positif terhadap diri dan pasangan. Berdasarkan hasil distribusi rata-rata skor komponen penilaian positif terhadap diri dan pasangan diketahui bahwa komponen penilaian positif terhadap diri memiliki rata-rata skor di atas rata-rata total. Sedangkan persepsi positif terhadap pasangan memiliki rata-rata skor di bawah rata-rata total.
Peneliti memberikan saran kepada Lembaga-lembaga konseling khususnya Lembaga Edukasi dan Konseling Unika Atma Jaya (LEKAJ), hendaknya merancang program layanan khusus untuk memberikan edukasi kepada pasangan baik dalam masa persiapan kehidupan pernikahan maupun dalam relasi sebagai suami istri setelah menikah. Misalnya mengadakan kursus persiapan pernikahan untuk menambah pemahaman pasangan mengenai kondisi psikologis pasangan dan peran penilaian masing-masing individu terhadap kemampuan menjalani dan menyelesaikan konflik dalam kehidupan pernikahan dan memberikan layanan konseling kepada pasangan suami istri yang memiliki kesulitan dalam mengatasi masalah yang menyebabkan konflik dalam kehidupan pernikahan. |