Latar Belakang: Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di berbagai bidang, jumlah penduduk lanjut usia (lansia) di Indonesia semakin tinggi. Lansia berisiko memiliki berbagai gangguan kesehatan termasuk penurunan kognitif, salah satunya atensi. Diperlukan adanya upaya pencegahan untuk mencegah terjadinya gangguan kognitif dengan aktivitas fisik seperti senam otak dan senam Poco-poco. Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan pengaruh senam otak dan senam Poco-poco terhadap fungsi atensi pada lansia. Metode: Penelitian ini dilakukan dengan quasi experimental two group pre test dan post test. Jumlah sampel penelitian ini sebanyak 60 responden, yang terbagi menjadi kelompok I senam otak dan kelompok II senam Poco-poco yang dilaksanakan di dua Pusat Santunan Keluarga (PUSAKA). Perlakuan diberikan 3x seminggu selama 4 minggu pada bulan Juli hingga September, instrumen yang digunakan adalah stroop test untuk mengukur fungsi atensi untuk pre dan post test. Data dianalisis menggunakan uji Wilcoxon untuk pengaruh masing-masing senam terhadap fungsi atensi dan uji Mann-Whitney U untuk melihat perbedaan kedua senam terhadap fungsi atensi. Hasil: Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat perubahan berupa peningkatan fungsi atensi setelah dilakukan senam otak dengan p value 0,004, dan pada senam Poco-poco didapatkan p value 0,000. Untuk perbedaan pengaruh senam otak dan senam Poco-poco terhadap fungsi atensi didapatkan p value 0,734 yang berarti tidak terdapat perbedaan diantara kedua senam terhadap fungsi atensi. Kesimpulan: Terdapat perubahan fungsi atensi setelah dilakukan senam otak dan senam Poco-poco, tetapi tidak terdapat perbedaan pengaruh senam otak dan senam Poco-poco terhadap fungsi atensi pada lansia. |