Latar Belakang. Mahasiswa kedokteran secara konsisten memiliki prevalensi masalah kesehatan mental yang lebih tinggi dibandingkan sebayanya. Misalnya dalam hal stres, kecemasan, dan burnout yang tinggi, serta nilai kesehatan umum dan energi yang rendah.
Tujuan. Mengetahui prevalensi dan faktor-faktor yang memengaruhi kesehatan mental pada mahasiswa preklinik tingkat pertama dan tingkat terakhir di Unika Atma Jaya.
Metode. Penelitian potong lintang dengan membagikan kuesioner tentang latar belakang responden, Student-Life Stress Inventory dan Self Reporting Questionnaire (SRQ) kepada seluruh mahasiswa preklinik tingkat pertama (196 responden) dan seluruh mahasiswa preklinik tingkat terakhir yang sedang mengikuti kepaniteraan umum periode pertama (115 responden). Analisis data menggunakan uji Mann-Whitney U, chi square atau Fisher’s exact test.
Hasil. 95 dari 196 (48,5%) mahasiswa tingkat pertama dan 22 dari 115 (19,1%) mahasiswa tingkat terakhir yang memiliki nilai SRQ ?6. Terdapat hubungan antara kesehatan mental mahasiswa tingkat pertama dengan agama, peristiwa hidup, hubungan dengan teman, serta stresor-stresor frustrasi, konflik, tekanan, perubahan, dan beban diri. Sedangkan pada mahasiswa tingkat terakhir, yang berhubungan dengan kesehatan mental adalah keinginan masuk fakultas kedokteran, peristiwa hidup, serta stresor-stresor frustrasi, tekanan, perubahan, dan beban diri.
Kesimpulan. Kesehatan mental pada mahasiswa preklinik tingkat pertama dan terakhir (48,5% dan 19,1%) berbeda secara signifikan serta berbeda jauh dengan persentase masalah kesehatan mental pada populasi umum Indonesia yaitu 9,8%. |