Latar Belakang: Pada masa kepaniteraan klinik, beban akademik yang cukup berat dapat memicu terjadinya stres disertai dengan perubahan perilaku dan gaya hidup. Di beberapa fakultas kedokteran di Indonesia, penelitian menunjukkan bahwa sebagian mahasiswanya mengalami gizi berlebih. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi perubahan indeks massa tubuh (IMT) pada mahasiswa kepaniteraan klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM), antara lain jenis kelamin, pola makan, tingkat stres, aktivitas fisik, dan durasi kepaniteraan. Metode: Penelitian before-and-after study dengan sampel mahasiswa kepaniteraan klinik bagian IKM FKIK Unika Atma Jaya Jakarta. Data diambil menggunakan kuesioner demografi, FFQ semi-kuantitatif, DASS42, GPAQ, dan pengukuran secara langsung. Analisis bivariat dilakukan menggunakan metode uji Wilcoxon, uji Fisher, uji korelasi. Hasil: Dari 37 responden, sebanyak 40,5% (15 orang) mahasiswa berstatus gizi normal, 16,2% (6 orang) mahasiswa overweight, dan 32,4% (12 orang) mahasiswa obesitas pada hari terakhir kepaniteraan. Perubahan IMT dialami oleh 21,6% (8 orang) mahasiswa, yang terdiri dari 16,2% (6 orang) perempuan dan 5,4% (2 orang) laki-laki. Analisis bivariat menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan bermakna antara jenis kelamin (p=0,683), stres (p=1,000), cemas (p=1,000), depresi (p=0,362), aktivitas fisik (p=0,348), dan durasi kepaniteraan senior (p=0,574) dengan perubahan IMT. Pada penelitian ini, asupan energi (p=0,005) dan durasi kepaniteraan junior (p=0,049) memengaruhi perubahan IMT. Kesimpulan: Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah mahasiswa yang mengalami stres dan depresi meningkat pada saat menjalani kepaniteraan IKM. Terdapat perubahan IMT walaupun tidak bermakna secara statistik. Adapun faktor-faktor yang memengaruhi perubahan IMT pada penelitian ini adalah asupan energi dan durasi kepaniteraan junior. Edukasi nutrisi dan gaya hidup serta pengontrolan durasi dan kegiatan kepaniteraan oleh departemen IKM dapat bermanfaat bagi para mahasiswanya. |