Latar Belakang: Tingkat Social Engagement yang buruk merupakan faktor risiko dari terjadinya status fungsi kognitif global pada populasi lansia.
Tujuan Penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara status social engagement dengan status fungsi kognitif global pada lansia.
Metode Penelitian: Penelitian ini melibatkan 101 lansia yang hidup di pusaka dengan usia diatas 65 tahun di Jakarta Barat. Seluruh responden menjalani pemeriksaan medis yang terstandar, termasuk anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan darah lengkap. Wawancara dengan kuesioner Social Disengagement Index (SDI), MMSE, dan beberapa subtes dari CERAD juga telah dilakukan. Analisis pada hubungan antara fungsi kognitif dengan faktor yang mempengaruhi, digunakan metode chi-square.
Hasil:Persentase responden dengan social disengagement dan gangguan fungsi kognitif, berturut-turut adalah 7,9% dan 15,8%. Berdasarkan hasil analisis antara status social engagement dengan variabel dependen, menunjukkan status socialengagement memiliki hubungan yang signifikan dengan hasil tes MMSE (p= 0,021; OR= 6,750; 95% CI: 1,478 – 30,638). Selain itu, tingkat pendidikan juga memiliki hubungan yang signifikan dengan hasil tes Verbal Fluency (p= 0,028; OR= 0,316; 95% CI: 0,115 – 0,871), Boston Naming (p= 0,003; OR= 0,234; 95% CI: 0,085 – 0,639), dan visuokonstruksi (p= 0,045; OR= 0,232; 95% CI: 0,050 – 1,071).
Kesimpulan: Status social engagement memiliki hubungan yang erat dengan hasil MMSE, yang melambangkan status fungsi kognitif pada lansia. Tingkat edukasi juga berkaitan erat dengan hasil VF, BNT, dan visuokonstruksi. Penelitian lebih lanjut dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas hidup dan kesehatan lansia |