Latar Belakang: Seiring dengan bertambahnya usia, kualitas hidup cenderung menurun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan keluarga, tingkat spiritualitas, dan kepuasan hidup terhadap kualitas hidup lansia.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan desain cross-sectional yang dilakukan pada 101 responden berusia = 60 tahun di Jakarta Barat. Variabel dinilai dengan menggunakan kuesioner World Health Organization Quality of Life – BREF (WHOQOL-BREF), kuesioner dukungan keluarga, Daily Spiritual Experience Scale (DSES), dan Satisfaction with Life Scale (SWLS). Regresi logistik multivariat dan regresi linear digunakan untuk menganalisis hubungan antara kualitas hidup dan faktor-faktor yang mempengaruhi.
Hasil: Berdasarkan karakteristik sosiodemografis, sebagian besar responden adalah wanita (66,3%), berpendidikan lebih dari 9 tahun (79,2%), dan sudah menikah (56,4%). Hasil analisis menunjukkan bahwa kepuasan hidup secara signifikan berhubungan terhadap kualitas hidup secara keseluruhan (p=0,007; OR=7,406; 95%CI=1,733–31,650) dan kepuasan terhadap kesehatan p=0,009; OR=7,163; 95%CI=1,648 – 31,134). Selain itu, kepuasan hidup juga merupakan faktor protektif terhadap domain lingkungan (p=0,000; OR=0,441; 95%CI=0,366–0,794). Spiritualitas juga merupakan faktor protektif terhadap domain fisik (p=0,006; OR=0,287; 95%CI=0,096–0,569) dan domain psikologis (p=0,000; OR=0,398; 95%CI=0,232–0,627).
Kesimpulan: Tingkat spiritualitas dan kepuasan hidup berperang penting dalam meningkatkan kualitas hidup dalam keempat domain serta kualitas hidup secara keseluruhan dan kepuasan terhadap kesehatan pada lansia. Responden yang tidak puas dengan hidupnya memiliki risiko tujuh kali lebih tinggi memiliki kualitas hidup yang buruk. |