Latar belakang: Kejadian nyeri punggung bawah sudah menjadi permasalahan global di dunia. Hal ini merupakan penyebab utama absensi kerja yang menimbulkan beban ekonomi yang tinggi. Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2018, persentase nyeri punggung bawah di Indonesia sebesar 18%. Pekerja kantor identik dengan aktivitas duduk statis yang sangat mengandalkan kekuatan otot punggung dan dengan posisi duduk yang salah dapat menyebabkan nyeri punggung.
Tujuan: Mengetahui hubungan posisi duduk terhadap nyeri punggung bawah pada pekerja kantor di Jakarta.
Metode: Desain penelitian ini adalah studi potong lintang. Responden adalah pekerja kantor berusia 21 – 45 tahun. Kuesioner penelitian adalah mengenai kebiasaan posisi duduk dan nyeri punggung bawah serta dilakukan juga pengisian kuesioner mengenai durasi duduk dan aktivitas fisik, dan pengukuran indeks massa tubuh responden untuk dijadikan sebagai penilaian tambahan.
Hasil: Dari 100 responden, 72% responden mengalami nyeri punggung bawah, 48% responden terbiasa dengan duduk membungkuk, 89% responden duduk dengan durasi lebih dari 4 jam dalam sehari, 47% responden memiliki indeks massa tubuh yang berlebih, 68% responden dengan tingkat aktivitas fisik kategori tinggi. Hasil analisis penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara posisi duduk (p = 0,065), jenis kelamin (p = 0,971), dan tingkat aktivitas fisik (p = 0,985) responden terhadap nyeri punggung bawah. Sementara, didapatkan hubungan yang bermakna antara durasi duduk (p = 0,01), indeks massa tubuh (p = 0,001) terhadap kejadian nyeri punggung bawah.
Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara posisi duduk dengan kejadian nyeri punggung bawah pada pekerja kantor di Jakarta. |