Latar Belakang: Individu dengan prehipertensi memiliki risiko tiga kali lebih besar untuk mengalami hipertensi dan penyakit kardiovaskular lainnya dibandingkan individu dengan normotensi. Berdasarkan Riskesdas 2007, prevalensi prehipertensi di Indonesia sebesar 48,4%. Salah satu faktor risiko terjadinya prehipertensi adalah obesitas, yang dapat diukur menggunakan IMT dan ABSI. Penelitian ini mencari hubungan ABSI dan IMT terhadap prehipertensi pada mahasiswa preklinik laki-laki FKIK UAJ.
Metode: Penelitian ini merupakan analitik observasional dengan studi potong lintang. Responden berasal dari mahasiswa preklinik laki-laki salah satu Fakultas Kedokteran di Jakarta dengan pengambilan sampel secara acak berstrata. Pengambilan data menggunakan kuesioner penelitian. Data dianalisis secara univariat dan bivariat menggunakan metode uji kai kuadrat.
Hasil: Terdapat 43% responden yang berusia 15 – 19 tahun dan 57% responden yang berusia 20 – 24 tahun. Sebanyak 47,7% responden yang normotensi dan 52,3% responden yang prehipertensi dan hipertensi. Sebagian besar responden memiliki nilai ABSI yang berisiko terhadap hipertensi (62,6%) dan mengalami overweight dan obesitas (68,2%). Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara ABSI dengan prehipertensi (p=0,409), namun terdapat hubungan antara IMT dengan prehipertensi (p=0,000) pada mahasiswa preklinik laki-laki FKIK UAJ.
Kesimpulan: Pada penelitian ini, tidak ditemukan hubungan antara ABSI dengan kejadian prehipertensi, namun terdapat hubungan yang bermakna antara IMT dengan prehipertensi pada mahasiswa preklinik laki-laki FKIK UAJ. |