Anda belum login :: 22 Nov 2024 23:21 WIB
Home
|
Logon
Hidden
»
Administration
»
Collection Detail
Detail
Gambaran penerapan nilai tattwa, susila, upacara pada pola pengasuhan keluarga di kabupaten gianyar dan buleleng ditinjau dari perspektif anak
Bibliografi
Author:
Pristinella, Debri
(Advisor);
Safira, Nadilla
Topik:
Pola Asuh
;
Budaya Bali
;
Perspektif Anak
Bahasa:
(ID )
Penerbit:
Fakultas Psikologi Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
Tempat Terbit:
Jakarta
Tahun Terbit:
2019
Jenis:
Theses - Undergraduate Thesis - Abstract of Undergraduate Thesis
Fulltext:
Nadilla Safira_Undergraduated Theses_2019.pdf
(1.01MB;
8 download
)
Abstract
Keselarasan pemikiran antara orang tua dan anak sebagai objek utama dalam pola asuh merupakan faktor yang penting. Hal tersebut dikarenakan anak akan melanjutkan pola asuh tersebut kepada generasi-generasi setelahnya selain itu juga untuk dapat menerapkan hal-hal positif di kehidupan sehari-harinya, anak harus mengerti terlebih dahulu apa yang diajarkan kepadanya baik secara eksplisit maupun implisit. Pada budaya Bali, nilai Tattwa, Susila dan Upacara merupakan pedoman dalam proses pengasuhan. Nilai Tattwa sebagai wujud rasa percaya kepada Tuhan, nilai Susila sebagai penerapan dalam kehidupan sehari-hari dan nilai Upacara sebagai pertanggung jawaban kepada Tuhan. Penelitian ini ingin mencari tahu bagaimanakah pemahaman dan perpektif anak yang diberikan pola asuh budaya Bali melalui penerapan nilai Tattwa, Susila, dan Upacara. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif melalui wawancara kepada tiga partisipan yang merupakan anak remaja berlatar belakang keluarga Bali yang berdomisili di Pulau Bali dan beragama Hindu. Wawancara menggali penerapan nilai Tattwa, Susila dan Upacara yang dikaitkan dengan aspek Responsiveness dan juga Demandingness pada kegiatan pengasuhan sehari-hari yang berasal dari perspektif anak. Wawancara dilakukan di Kabupaten Gianyar dan Buleleng, Bali. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa aspek Responsiveness terlihat dominan pada penerapan nilai Tattwa dan nilai Upacara, sedangkan aspek Demandingness terlihat dominan pada penerapan nilai Susila. Penerapan nilai Tattwa didapatkan oleh ketiga partisipan dari metode bercerita, mendongeng, ataupun diskusi dengan orang tuanya. Ketiga partisipan menjadikan orang tuanya sebagai role model dalam penerapan nilai Etika. Pada penerapan nilai Upacara, ketiga partisipan dibiasakan untuk aktif dalam bergotong-royong dilingkungan karena tingkat keaktifan berpengaruh pada status sosial partisipan.
Opini Anda
Klik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!
Lihat Sejarah Pengadaan
Konversi Metadata
Kembali
Process time: 0.375 second(s)