Latar Belakang: Masa remaja merupakan masa peralihan dari seorang anak menjadi individu dewasa. Kurangnya pendidikan mengenai kesehatan reproduksi di Indonesia disertai rasa ingin tahu yang tinggi akan seksualitas dapat menyebabkan remaja melakukan perilaku menyimpang yang beresiko tinggi menularkan penyakit menular seksual, salah satunya HIV/AIDS. Salah satu cara pencegahan penularan HIV/AIDS adalah pengetahuan yang memadai mengenai penyakit tersebut. Namun, hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2012 mengenai Kesehatan Reproduksi Remaja (SDKI-KRR) menunjukkan bahwa pengetahuan remaja secara komprehensif mengenai HIV/AIDS belum memadai yaitu sebesar 9,9% remaja perempuan dan 10,6% remaja laki-laki. Penyuluhan kesehatan merupakan salah satu cara untuk meningkatkan pengetahuan seseorang sehingga diharapkan penyuluhan di SMA Gandhi Ancol dapat meningkatkan pengetahuan siswa-siswi mengenai HIV/AIDS.
Metode: Desain penelitian ini adalah before-after study. Data diambil dengan menggunakan kuesioner pre-test dan post-test kemudian dilakukan penyuluhan sebagai bentuk intervensi. Responden penelitian ini adalah siswa-siswi SMA Gandhi Ancol yang duduk di kelas 10 dan kelas 11.
Hasil: Hasil analisis univariat menunjukkan terjadi peningkatan jumlah siswa-siswi dengan pengetahuan tinggi yaitu dari 52,5% menjadi 67,2%. Hasil analisis bivariat dengan menggunakan paired t-test menunjukkan bahwa terdapat peningkatan pengetahuan yang bermakna setelah dilakukan penyuluhan pada siswa-siswi SMA Gandhi Ancol dengan nilai kemaknaan p=0,000 (p<0,05)
Kesimpulan: Melalui penelitian ini, dapat diambil kesimpulan bahwa penyuluhan kesehatan berpengaruh dalam meningkatkan pengetahuan kesehatan reproduksi khususnya mengenai HIV/AIDS pada siswa-siswi SMA Gandhi Ancol. |