Krisis gambar diri merupakan kegagalan individu dalam mengenali apa dan bagaimana dirinya atau siapa dirinya, sehingga tidak mengerti bagaimana seharusnya menempatkan diri di tengah-tengah kehidupan sesama manusia. Ini berarti individu tersebut tidak memiliki pemahaman yang benar mengenai dirinya. Dengan kata lain jenis gambaran diri yang termasuk dalam kategori mengalami krisis dibagi menjadi dua, yaitu gambaran diri negatif dan gambaran diri berkelebihan positif. Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan dalam Bimbingan dan Konseling (PTBK). Tujuan PTBK adalah untuk mengetahui proses penanganan empat mahasiswa yang mengalami krisis gambar diri melalui konseling kelompok dengan pendekatan Person-Centered. Melalui konseling kelompok dengan pendekatan Person-Centered, individu yang mengalami krisis gambar diri diharapkan dapat mengembangkan kesadaran diri sehingga menemukan gambaran dirinya yang lebih positif, di mana konselor mendudukan konseli sebagai orang yang berharga, orang yang penting, dan orang yang memiliki potensi yang positif dengan penerimaan tanpa syarat (unconditional positive regard), yaitu menerima konseli apa adanya. Pada penelitian ini, layanan konseling kelompok dikemas dengan tema-tema yang berkaitan seputar gambar diri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keempat subjek yang mengalami krisis gambar diri, yaitu MK, RD, HW, dan ME memiliki kecendrungan memandang diri lebih banyak yang negatif. Layanan konseling kelompok pendekatan Person-Centered dengan teknik acceptance dapat membuat peserta aktif dan terbuka. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi berbagai pihak yaitu peneliti lain, Prodi Bimbingan dan Konseling, pembimbing akademik, mahasiswa BK dalam mengembangkan dan memberikan layanan konseling kelompok untuk membantu menangani permasalahan yang berkaitan dengan krisis gambar diri. |