TB merupakan penyakit infeksi menular yang menjadi salah satu dari sepuluh penyebab kematian di dunia. Pada tahun 2016, jumlah kasus baru TB Paru BTA (+) di Indonesia sebanyak 156.723 kasus dan 3.173 kasusnya berasal dari Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Berdasarkan tingkat kabupaten Provinsi NTT, jumlah kasus TB di Kabupaten Sikka pada tahun 2014 dan 2015 sebanyak 389 dan 396 kasus. Penyakit TB dapat diobati dengan mengonsumsi obat anti tuberkulosis (OAT) dalam jangka waktu minimal 6 bulan secara teratur sampai tuntas. Ketidakpatuhan pengobatan menjadi salah satu risiko terjadinya insidensi MDR-TB, oleh karena itu, kepatuhan pasien sangat penting dalam pengobatan TB. Kepatuhan dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya faktor efek samping OAT dan dukungan keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan efek samping OAT dan dukungan keluarga dengan kepatuhan minum obat pada pasien TB. Penelitian ini adalah studi observasional analitik dengan desain penelitian cross-sectional. Sampel penelitian adalah pasien TB dewasa yang sudah sembuh dalam pengobatan di tahun 2018 dan pasien TB dewasa yang menjalani pengobatan pada fase lanjutan (n =104) di lima Puskesmas. Analisis data menggunakan program SPSS dengan uji statistic Chi Square pada tingkat kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan faktor efek samping obat anti tuberkulosis tidak berhubungan dengan kepatuhan minum obat pasien TB (p =0,090). Sedangkan, dukungan keluarga mempunyai hubungan yang bermakna dengan kepatuhan minum obat pasien TB (p =0,000). Dukungan keluarga memengaruhi kepatuhan minum obat pasien TB, sedangkan efek samping obat tidak berhubungan dengan kepatuhan minum obat pasien TB. |