Studi ini membahas budaya kehidupan sebagai gerakan membangun peradaban kebenaran dan kasih. Sebagai citra Allah, setiap manusia, laki-laki dan perempuan adalah subjek budaya kehidupan. Laki-laki dan perempuan bersama-sama bertanggung jawab atas kelestarian budaya kehidupan. Banyak tantangan untuk memelihara kehidupan. Tantangan yang utama ialah kehendak manusia sendiri untuk melakukan intervensi terhadap kehidupan dengan memanfaatkan teknologi, seperti amniosentesis, aborsi, teknologi reproduksi buatan, dan hibridasi humanimal. Laki-laki dan perempuan yang menjadi fokus studi ini adalah mereka yang terikat dalam perkawinan suci sebagai suami-istri. Studi literatur dilakukan untuk menemukan gagasan-gagasan tentang budaya kehidupan, suami-istri sebagai subjek budaya kehidupan, serta tantangan dan upaya melestarikan budaya kehidupan. Literatur yang digunakan adalah buku Rahim untuk Dipinjamkan karya Benny Phang, dan sumber-sumber ajaran iman Katolik: Evangelium Vitae, Donum Vitae, Humanae Vitae, Laudato Si’, Katekismus Gereja Katolik (KGK), Familiaris Consortio, dan Arah Dasar KAJ 2016-2020. Ide-ide pokok dari Phang mengenai budaya kehidupan dan keterkaitannya dengan relasi suami-istri diperkaya dengan ajaran-ajaran iman Gereja Katolik dari sumber-sumber tersebut. Hasil studi literatur menjadi bahan program katekese bagi pasangan suami-istri muda dalam usia perkawinan 0-5 tahun. Program katekese ini membantu suami-istri menjadi pelestari budaya kehidupan di dalam keluarga yang mereka bangun, juga di dalam Gereja dan masyarakat. |