Pengalaman kekerasan seksual merupakan suatu hal yang krusial bagi setiap individu yang mengalaminya. Kekerasan seksual pada anak dapat membawa dampak negatif hingga masa dewasa. Dampak negatif dari kekerasan seksual yang dialami pada masa kanak –kanak adalah merasa bersalah, tidak berdaya, putus asa, dan memandang diri sebagai pribadi yang negatif. Keadaan tersebut tidak sesuai dengan individu yang menerima dirinya. Apabila individu dapat menerima dirinya, maka ia cenderung puas dengan dirinya sendiri, bebas dari rasa bersalah, dan tidak terlalu memedulikan kritikan orang lain. Penerimaan diri memiliki keterkaitan dengan dukungan sosial. Perlakuan lingkungan yang mendukung dapat membuat individu yang pernah mengalami kekerasan seksual dapat menerima dirinya dengan baik. Dukungan yang didapatkan individu dapat dirasakan individu secara subjektif, sehingga bergantung pada persepsi individu. Selain itu, adanya kecenderungan bahwa setiap individu berbeda-beda dalam mempersepsikan dukungan. Maka itu, konsep pengukuran dukungan sosial yang digunakan pada penelitian ini merupakan perceived social support (persepsi terhadap dukungan sosial). Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan korelasional. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat apakah terdapat hubungan yang signifikan antara penerimaan diri dengan persepsi terhadap dukungan sosial pada perempuan dewasa awal yang pernah mengalami kekerasan seksual. Partisipan pada penelitian ini adalah 34 perempuan dewasa awal yang pernah mengalami kekerasan seksual pada masa kanak-kanak. Pengambilan data dilakukan menggunakan metode non probability sampling dengan teknik convenience sampling. Dalam menjawab tujuan penelitian, peneliti menggunakan alat ukur Berger’s Self Acceptance dan Interpersonal Support Evaluation List (ISEL) yang dibagikan kepada partisipan yang sesuai dengan kriteria penelitian. Berger’s Self Acceptance digunakan untuk mengukur penerimaan diri dan Interpersonal Support Evaluation List (ISEL) digunakan untuk mengukur persepsi terhadap dukungan sosial. Setelah itu, peneliti melakukan uji korelasi dengan teknik korelasi Pearson, hal ini dilakukan karena persebaran data berdistribusi normal. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa adanya hubungan yang signifikan antara penerimaan diri dengan persepsi terhadap dukungan sosial pada perempuan dewasa awal yang pernah mengalami kekerasan seksual pada masa kanak-kanak (r(32)=.440**) signifikan pada p< 0.05, two tailed). Artinya, semakin tinggi persepsi terhadap dukungan sosial, maka penerimaan diri juga akan semakin tinggi. Sebaliknya, apabila individu memiliki persepsi terhadap dukungan sosial yang rendah, maka penerimaan diri juga semakin rendah. Penelitian ini tidak lepas dari beberapa keterbatasan, sehingga peneliti memaparkan beberapa saran yang dapat diterapkan untuk penelitian selanjutnya. |