Diagnosis penyakit lupus merupakan pengalaman tragis yang tak bisa dihindari yang membuat orang terpuruk, dikucilkan, bahkan menjalani hidup yang tidak bermakna. Frankl (2006) menyebutkan bahwa individu dapat menemukan sesuatu yang bermakna sekalipun hidup dalam penderitaan, yang dijabarkan oleh Bastaman (1996) dengan mengawali penemuan makna hidup dari pengalman tragis, penghayatan tak bermakna, sampai menjalani hidup bermakna, bahkan merasakan kebahagiaan. Penelitian bertujuan melihat gambaran penemuan makna hidup pada penderita Systemic Lupus Erythemathosus (SLE). Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan wawancara semi terstruktur, dan teknik criterion sampling. Didapatkan tiga narasumber, semuanya perempuan, dan berusia dewasa. Data penelitian dianalisis menggunakan teknik koding domain, dan tematik. Hasil penelitian menunjukkan ODAPUS mampu mengubah cara pandang dari tidak bermakna, menjadi menjalani hidup bermkana selaras dengan proses penemuan makna hidup yang dikemukakan oleh Bastaman (1996). Kesembilan tahap dilalui dengan perjalanan yang tidak mudah, mulai dari diagnosa penyakit terminal, pandangan negatif dari lingkungan, dan periode sakit lupus yang bisa muncul tanpa terduga. Pada akhirnya ODAPUS dapat menemukan makna hidup, dan kebahagiaan dari penderitaan yang dialami. Penemuan makna hidup pun dipengaruhi oleh faktor lain seperti, usia, agama, konsep diri, dan dukungan sosial. |