Peran ayah mengalami perubahan dari pencari nafkah menjadi terlibat dalam pengasuhan anak. Berbagai penelitian yang telah dilakukan menemukan bahwa keterlibatan ayah memengaruhi secara positif perkembangan anak. Meski begitu, terdapat ayah yang tidak dapat terlibat karena harus bekerja dan tinggal terpisah dengan anak sehingga memiliki status sebagai non-resident father. Tentara menjadi salah satu pekerjaan yang dapat menuntut ayah tinggal terpisah dengan anak karena harus mengutamakan kepentingan negara sehingga perannya sebagai ayah dapat menjadi prioritas kedua. Untuk itu, penelitian ini ingin mengetahui gambaran keterlibatan non-resident father pada ayah tentara dalam pengasuhan anak. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan melakukan wawancara semi-terstruktur. Partisipan yang terlibat sebanyak lima anggota TNI, tiga orang golongan perwira dan dua orang golongan bintara. Saat ini, kelimanya berstatus sebagai non-resident father yang harus berdinas jauh dari anak-anaknya yang berusia di bawah 17 tahun. Data yang dihasilkan dianalisis menggunakan teori keterlibatan ayah dan melihat pula faktor-faktor yang memengaruhi keterlibatan ayah tentara. Hasil penelitian yang didapat adalah keterlibatan ayah pada domain positive activity engagement dilakukan dengan berkomunikasi melalui teknologi, domain warmth and responsiveness dilakukan dengan menuruti keinginan anak, mengajak bergurau, atau memberikan reward ketika anak berprestasi, keterlibatan domain control dengan menegakkan peraturan serta mengawasi perilaku anak melalui istri, indirect care dengan memberi keputusan terkait kebutuhan anak, dan domain process responsibility dengan merencanakan masa depan anak. Penelitian ini memiliki saran untuk melihat peran istri dalam keterlibatan ayah tentara, mempertimbangkan usia anak, faktor budaya, serta latar belakang keluarga ayah. |