Anda belum login :: 23 Nov 2024 04:11 WIB
Detail
BukuGambaran Resolusi Konflik pada 10 Tahun Pertama Pernikahan Pasangan Dual-Career Family
Bibliografi
Author: Loywaru, Joshua ; Lentari, Fransisca Rosa Mira
Topik: Gaya resolusi konflik; sepuluh tahun pertama pernikahan; dual- career
Bahasa: (ID )    
Penerbit: Fakultas Psikologi Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya     Tempat Terbit: Jakarta    Tahun Terbit: 2019    
Jenis: Theses - Undergraduate Thesis - Abstract of Undergraduate Thesis
Fulltext: Joshua Loywaru Paulus_Undergraduate Theses_2019.pdf (1.24MB; 34 download)
Abstract
Pada zaman ini terdapat banyak kondisi dan faktor yang menyebabkan banyak keluarga yang menjadi sebuah dual-career family. Kondisi dual-career berpotensi memunculkan konflik-konflik baru yang disebabkan oleh keterbatasan waktu, letih bekerja, pendapatan istri yang lebih besar dan peran ganda. Situasi cenderung akan semakin banyak berkonflik bagi dual-career family di sepuluh tahun pertama karena merupakan masa penyesuaian dan masa transisi menjadi orang tua. Tanpa gaya resolusi konflik yang tepat, konflik tersebut dapat menimbulkan ketidakstabilan pernikahan yang membawa pernikahan kepada peceraian. Gottman (1993) memiliki tiga gaya resolusi konflik pernikahan (validating, avoidant, dan volatile) yang memprediksi kestabilan atau kelanggengan pernikahan. Tujuan penelitian ini adalah melihat gambaran gaya resolusi konflik yang terjadi pada sepuluh tahun pertama oleh pasangan suami istri dual-career yang masih bertahan dan tidak pernah bercerai hingga saat ini. Pendekatan kualitatif dengan desain naratif dipilih oleh peneliti agar dapat memperoleh data yang mendalam, karena dengan begitu peneliti dapat memaparkan gaya resolusi konflik yang terjadi pada 10 tahun pertama dengan lebih terperinci dan kronologis. Peneliti menggunakan teknik purposive sampling – convinence dalam metode pencarian partisipan, dan teknik wawancara dalam pengambilan data. Peneliti mewawancara dua pasangan suami istri yang sama- sama bekerja dengan usia pernikahan minimal sepuluh tahun. Wawancara dilakukan kurang lebih selama satu hingga dua jam yang dilakukan sebanyak tiga hingga empat kali. Hasil penelitian menunjukkan permasalahan atau konflik, kondisi individu, dan kepribadian dari individu juga terlihat punya peran dalam penggunaan gaya resolusi konflik yang ada. Peneliti menemukan gaya resolusi konflik validating cenderung digunakan ketika menghadapi masalah-masalah yang terjadi karena kondisi dari tempat pekerjaan, faktor keuangan yang melibatkan uang dalam jumlah besar. Gaya resolusi konflik volatile banyak digunakan pada permasalahan yang berkaitan dengan anak, dan gaya resolusi konflik avoidant digunakan ketika salah satu pasangan sedang merasa terbebani dengan suatu masalah pekerjaan yang terbawa hingga dirumah
Opini AndaKlik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!

Lihat Sejarah Pengadaan  Konversi Metadata   Kembali
design
 
Process time: 0.1875 second(s)