| Tingginya tingkat hubungan seksual pra-nikah pada remaja menimbulkan dampak negatif, yaitu terjadinya kehamilan di luar pernikahan. Kehamilan remaja perempuan sebelum menikah termasuk dalam kenakalan remaja dan di kehidupan sehari-hari dapat dikategorikan sebagai perilaku menyimpang dalam budaya Indonesia. Situasi seperti ini membuat remaja perempuan tersebut dihadapkan pada berbagai konsekuensi, tidak hanya dirinya tetapi juga dari pihak keluarga. Kehamilan yang akhirnya terjadi pada anak perempuannya tentu membuat rasa kecewa yang sama sekali tidak diharapkan oleh orangtua, terutama ibu yang sudah melahirkan, mendidik, dan membesarkan seorang anak. Situasi seperti ini membuat orangtua terutama ibu, memerlukan self-adjustment untuk menerima bahwa ia memiliki anak yang hamil di luar pernikahan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran self-adjustment ibu dari anak perempuan yang hamil di luar pernikahan. Penelitian ini menggunakan teori Schneiders (1964) mengenai self-adjustment yang terdiri dari enam aspek, yaitu mampu mengontrol emosi yang berlebihan, mampu mengatasi mekanisme psikologi, mampu mengatasi perasaan frustrasi diri, kemampuan mengarahkan diri, kemampuan untuk belajar dan memanfaatkan pengalaman, dan memiliki sikap realistis dan objektif. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dalam bentuk wawancara. Pengambilan data dilakukan dengan purposive sampling. Partisipan dalam penelitian ini melibatkan tiga orang ibu yang memiliki anak perempuan yang hamil di luar pernikahan dan saat ini sedang mengandung. |