Penelitian ini membahas mengenai bagaimana perusahaan restoran cepat saji, mengelola sebuah krisis yang dilihat dari sudut pandang komunikasi krisis. Krisis yang dimaksud adalah krisis kekurangan ayam yang mengakibatkan tutupnya KFC di United Kingdom. Terdapat berbagai strategi dan media yang dapat dilakukan untuk menyebarkan informasi seputar krisis kepada stakeholders, salah satunya dengan teks yang di unggah dalam media sosial Twitter. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana perusahaan, menyusun pesan yang terdapat dalam teks berdasarkan konsep scapegoat, justification, dan apology yang dikenalkan oleh Coombs dalam primary response strategies. Metode analisis retorika Aristoteles digunakan untuk mencari 3 mode persuasi ethos, pathos, dan logos di dalam teks unggahan. Hasil dari penelitian ini menunjukan strategi komunikasi krisis scapegoat diimplementasikan melalui teks yang di unggah, KFC UK menyalahkan delivery partner mereka atas terjadinya krisis. Konsep justification juga diimplementasikan di dalam teks, perusahaan meminimalisir persepsi negatif tentang dampak krisis dengan memberikan informasi yang lengkap mengenai krisis melalui teks yang diunggah. Konsep apology tidak digunakan di dalam teks yang diunggah, KFC UK tidak bertanggung jawab atas terjadinya krisis dan menempatkan tanggung jawab pada delivery partner barunya, sehingga tidak ada permintaan maaf dari KFC UK atas terjadinya krisis di dalam teks. Diharapkan Media sosial bisa terus menjadi alat komunikasi dan pengelolaan krisis yang efektif bila digunakan dengan tepat oleh perusahaan. |