Latar Belakang : Malnutirisi masih merupakan masalah di Indonesia, dan Provinsi Nusa Tenggara Timur merupakan salah satu provinsi yang memiliki prevalensi kejadian gizi kurang dan gizi buruk. Pengukuran status gizi dapat dilakukan secara langsung seperti pengukuran antropometri, pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan klinis, sedangkan pemeriksaan secara tidak langsung seperti survei makanan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi status gizi baduta.
Metode : Desain Penelitian yang digunakan adalah cross sectional. Subjek dalam penelitian ini adalah ibu dan baduuta di Posyandu di wilayah Puskesmas Radamata dan Wallandimu. Pengetahuan, sikap, riwayat ASI eksklusif dan keterjangkauan fasilitas kesehatan diukur dengan menggunakan kuesioner, sedangkan untuk status gizi baduta diukur dengan menggunakan indeks berat badan per usia (BB/U).
Hasil : 120 respoden ikut serta dalam penelitian ini. Berdasarkan hasil penelitian ini didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan ibu dengan status gizi baduta (p value = 0,000), terdapat hubungan yang bermakna sikap ibu dengan status gizi baduta (p value = 0,001), hubungan yang bermakna ASI eksklusif dengan status gizi baduta (p value = 0,001), dan hubungan yang bermakna antara keterjangkauan fasilitas kesehatan dengan status gizi baduta (p value = 0,001).
Kesimpulan : Terdapat hubungan antara pengetahuan, sikap ibu tentang gizi, riwayat ASI eksklusif, dan keterjangkauan fasilitas kesehatan terhadap status gizi baduta. |