Salah satu faktor pertumbuhan populasi kota Jakarta adalah banyaknya jumlah WNI yang datang dari luar kota Jakarta. Angka statistik menunjukkan bahwa lebih banyak migran perempuan yang datang ke kota Jakarta, berupaya mencari pengalaman dengan bekerja. Namun, arus masuknya migran lebih banyak dari lapangan kerja yang ada di kota. Kaum migran juga tidak semuanya datang dibekali dengan kemampuan yang cukup untuk mendapat pekerjaan, sehingga terpaksa tinggal di permukiman kumuh karena kesulitan mendapat pekerjaan dan memenuhi kebutuhan hidup. Walau begitu, hal tersebut tidak menghentikan banyak migran perempuan untuk tetap datang ke Jakarta. Representasi sosial terhadap kota Jakarta milik perempuan migran, diduga sebagai upaya mereka memaknai perilaku mereka terkait bermigrasi ke Jakarta. Tujuan peneliti adalah memahami gambaran pengetahuan migran terhadap kota Jakarta melalui teori representasi sosial, khususnya melalui pendekatan struktural. Penelitian ini dilakukan dengan metode kuantitatif. Metode asosiasi bebas digunakan untuk menemukan atribut representasi sosial tentang kota Jakarta. 194 perempuan migran urban yang bekerja untuk menuliskan hal yang muncul di benak mereka ketika mendengar kata “kota Jakarta”. Lalu peneliti melakukan kategorisasi terhadap respon-respon partisipan, lalu dianalisis dengan uji statistik Cohen-Kappa, uji prototypical analysis, serta indeks polaritas dan netralitas. Teknik sampling yang digunakan adalah convenience sampling. Hasil penelitian menunjukkan terdapat empat elemen representasi sosial yang terletak dalam central zone, yaitu elemen representasi sosial macet, Monas, pekerjaan, dan mencari uang. Sementara, terdapat 20 elemen representasi sosial dalam peripheral, yaitu elemen representasi sosial banjir, ramai, panas, sulit, ibukota, keras, pengalaman, mata pencaharian, polusi, tempat wisata, biasa saja, rantau, suka duka, penghasilan, beragam, penasaran, kerja keras, Ancol, kota tua, dan padat. Selain itu, hasil juga menunjukkan secara keseluruhan terdapat 10 elemen representasi sosial positif, 7 elemen representasi sosial negatif, dan 6 elemen representasi sosial bermakna netral. Hasil tersebut menunjukkan representasi sosial tentang kota Jakarta banyak bermakna positif dan berkaitan kuat dengan motif ekonomi. |