Anda belum login :: 23 Nov 2024 00:56 WIB
Home
|
Logon
Hidden
»
Administration
»
Collection Detail
Detail
Gambaran Peran Gender Laki Laki Tionghoa yang Tidak Memiliki Ayah
Bibliografi
Author:
Muliawan, Megaindah
;
Wibawa, Dhevy Setya
(Advisor)
Topik:
Peran gender
;
Etnis Tionghoa
;
Laki-laki
Bahasa:
(ID )
Penerbit:
Fakultas Psikologi Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
Tempat Terbit:
Jakarta
Tahun Terbit:
2018
Jenis:
Theses - Undergraduate Thesis
Fulltext:
Megaindah Muliawan's undergraduate theses.pdf
(1.57MB;
45 download
)
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk memahami gambaran peran gender laki-laki dewasa muda etnis Tionghoa yang tidak memiliki ayah. Kelurga di Indonesia umumnya dikepalai oleh laki-laki, hal ini juga berlaku bagi keluarga etnis Tionghoa. Ayah berperan penting dalam tumbuh kembang anak, salah satunya menjadi role model bagi anak dalam mencapai peran gendernya. Ketidakhadiran ayah dalam keluarga menyebabkan anak kehilangan figur panutan yang berakibat pada kabur identitas gender. Ayah yang kurang berperan dalam menjalankan fungsi keayahannya akan membawa berbagai dampak yang buruk bagi anak-anaknya. Ketidakhadiran
ayah dalam kehidupan anak akan mempengaruhi perkembangan seksual maupun identitas seksual anak. Bagi masyarakat Tionghoa, anak laki-laki memiliki peran penting melanjutkan tradisi keluarga seperti meneruskan garis keturunan, menjalankan ritual keagamaan, jaminan hari tua dan untuk melanjutkan usaha
keluarga. Selain itu masyarakat Tionghoa juga sangat menghargai filial piety. Filial piety terdiri dari 15 item, dua di antaranya adalah bakti anak kepada orangtua dan berperilaku sesuai dengan gendernya. Seorang ayah dikatakan berhasil ketika anak yang didiknya memiliki nilai filial piety. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode wawancara. Peneliti mewawancarai tiga partisipan laki-laki dewasa muda etnis Tionghoa. Triangulasi dilakukan dengan orang terdekat partisipan
yaiut teman terdekat dan kakak laki-laki, sebagai significant others. Hasil penelitian menunjukkan bahwa partisipan melakukan modeling demi mencapai peran gendernya. Terdapat beberapa faktor yang digunakan anak dalam memiliki role modelnya, yaitu berasal dari gender yang sama dan memiliki karisma. Selain itu faktor budaya juga turut mempengaruhi peran gender partisipan. Ketiga partisipan yang merupakan laki-laki keturunan etnis Tionghoa dituntut untuk lebih bertanggung jawab pada keluarga. Dua dari tiga partisipan diajarkan nilai filial piety, yaitu melanjutkan garis keturunan dan melanjutkan marga. Penanaman nilai budaya Tionghoa dilakukan dengan menggunakan teknik reinforcement.
Opini Anda
Klik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!
Lihat Sejarah Pengadaan
Konversi Metadata
Kembali
Process time: 0.375 second(s)