Gereja Pantekosta sebagai aliran gereja Kristen yang masih baru di Indonesia mengalami pertumbuhan jumlah pengikut yang sangat pesat dibanding aliran gereja Kristen lainnya. Meskipun begitu, pertumbuhan pengikut secara kuantitas seringkali tidak dibarengi oleh pertumbuhan secara kualitas. Pemimpin di gereja Pantekosta dalam hal ini mempunyai tanggung jawab dalam pertumbuhan kualitas hidup pengikut, yaitu dengan menerapkan kepemimpinan yang memprioritaskan kebutuhan pengikut terlebih dahulu. Kepemimpinan tersebut sesuai dengan tujuan gereja Pantekosta yang mengutamakan pengikut, pemimpin gereja Pantekosta dalam hal ini seharusnya dapat menerapkan servant leadership yang dirasa paling sesuai untuk mendukung tujuan tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif yang bertujuan untuk memperoleh gambaran dimensi-dimensi servant leadership gereja Pantekosta di Jakarta dengan menggunakan servant leadership questionnaire (SLQ). Penelitian ini melibatkan 167 responden yang dikumpulkan dengan menggunakan teknik convenience sampling. Terdapat 27 pernyataan yang mengukur dimensi servant leadership berdasarkan sudut pandang responden, yang kemudian hasilnya dianalisis dengan perbandingan mean teoritik dan mean empirik. Selain itu, analisis menggunakan uji statistik t-test juga dilakukan untuk melihat perbedaan gambaran servant leadership yang lebih spefisik, seperti menyangkut jenis kelamin, status pemimpin, jumlah pengikut gereja dan usia responden. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pemimpin gereja Pantekosta memiliki nilai dimensi servant leadership yang tinggi. Dimensi yang memiliki nilai paling tinggi adalah ethical behavior, sedangkan dimensi yang memiliki nilai paling rendah adalah putting subordinates first. Selanjutnya juga ditemukan perbedaan yang signifikan pada beberapa dimensi servant leadership yang menyangkut perbedaan jenis kelamin, status pemimpin, jumlah pengikut gereja dan usia responden. |