Otonomi merupakan tugas utama remaja untuk melalui transisi dari individu yang bergantung pada orang tua menuju individu yang otonom. Kedekatan remaja dan orang tua mendukung perkembangan otonomi remaja disamping meningkatnya konflik di masa remaja awal. Faktor budaya turut berperan dalam pola asuh orang tua, seperti halnya budaya Jawa. Gambaran perempuan menurut budaya Jawa mengandung nilai srawung (mampu menjaga kerukunan), memiliki sikap wedi (takut), isin (malu) dan sungkan (segan), serta sebagai kanca wingking (mengurus rumah tangga). Kontradiksi antara peningkatan konflik seperti perbedaan selera musik, pakaian, aktivitas, dan sebagainya, pada masa remaja awal dan nilai Jawa terkait menjaga kerukunan yang terbawa dalam pola asuh orang tua Jawa membuat peneliti tertarik untuk melihat bagaimana gambaran otonomi remaja perempuan Jawa di Jakarta. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bertujuan untuk melihat gambaran proses otonomi remaja perempuan Jawa di Jakarta. Pengambilan data dilakukan dengan wawancara kepada tiga partisipan perempuan Jawa berusia 1314 tahun dan berdomisili di Jakarta. Teknik triangulasi dilakukan dengan orang tua, saudara kandung, atau teman dekat partisipan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa masing-masing partisipan memiliki gambaran otonomi yang berbeda. Secara umum, otonomi emosional menunjukkan hubungan dengan orang tua yang sama dekat, walaupun terdapat peningkatan kedekatan dengan teman sebaya, namun masih banyak menunjukkan ketergantungan dengan orang tua terkait tanggung jawab. Orang tua secara tegas memberikan peraturan terkait kedisiplinan, tata krama, melakukan pekerjaan domestik, mengatur waktu belajar, waktu ibadah, dan sebagainya. Otonomi perilaku menunjukkan adanya perubahan dalam pengambilan keputusan, terdapat peningkatan kerentanan terhadap pengaruh dari luar, dan sebagian besar partisipan belum merasa dapat mengandalkan diri kecuali satu partisipan. Sementara partisipan belum menunjukan adanya perkembangan otonomi nilai yang signifikan.Hasil penelitian sesuai dengan teori Steinberg (1993) yang mengatakan bahwa perkembangan otonomi remaja dipengaruhi oleh fungsi independen dan interdependen individu. Selain itu, pola asuh orang tua remaja perempuan Jawa membawa nilai ajaran budaya Jawa antara lain menjaga kerukunan (srawung) dan melatih anak untuk mampu melakukan tugas domestik. |