Penerimaan diri adalah kemampuan individu dalam memahami dan menerima keadaan apa/siapa dirinya yang sebenarnya dan mampu berkembang dengan keberadaan yang dimiliki dalam dirinya sendiri tanpa memandang negatif dirinya. Penerimaan diri yang rendah adalah individu yang lebih memfokuskan diri pada penerimaan diri yang negatif tanpa memikirkan cara untuk meningkatkan dan membuat diri menjadi lebih positif dalam kehidupannya. Pelaksanaan konseling kelompok ini membantu siswa untuk memahami tentang penerimaan dirinya yang berfokus pada aspek kognitif sehingga dapat berpengaruh dengan perasaan dan tindakannya. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan penerimaan diri pada empat siswa SMA Bunda Hati Kudus, Grogol melalui konseling kelompok dengan pendekatan Rational Emotive Behavior Therapy (REBT). Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan dalam bimbingan konseling (PTBK) merupakan strategi yang memanfaatkan tindakan nyata proses pengembangan kemampuan dalam mendeteksi dan memecahkan masalah. Teknik pengumpulan data menggunakan skala penilaian yang digunakan untuk mendapatkan peserta didik yang termasuk dalam klasifikasi penerimaan diri rendah dan observasi serta wawancara kepada guru BK. Instrumen penerimaan diri terdiri dari 40 pernyataan. Setelah diujicobakan, terdapat 25 pernyataan yang valid dengan reliabilitas sebesar 0.852. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konseling kelompok dengan pendekatan Rational Emotive Behavior Therapy (REBT) mampu meningkatkan penerimaan diri rendah yang dialami empat siswa SMA Bunda Hati Kudus, Grogol tahun ajaran 2018/2019 dengan rincian sebagai berikut: JM (63.64%), JS (45.83%), CR (39.21%), dan CH (38.89%). Secara kelompok, siswa mengalami peningkatan penerimaan diri sebesar 46.19%. Setelah mengikuti tindakan konseling kelompok dengan pendekatan Rational Emotive Behavior Therapy (REBT), empat siswa mengalami peningkatan pada setiap komponen penerimaan diri berdasarkan hasil post-test dan perubahan perilaku yang tampak dari hasil observasi. Saran peneliti bagi program studi Bimbingan dan Konseling Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya agar lebih aktif menerapkan teknik dalam konseling khususnya pada pendekatan Rational Emotive Behavior Therapy (REBT), dan bagi guru Bimbingan Konseling di SMA Bunda Hati Kudus, Grogol agar mengadakan layanan konseling kelompok dan konseling individual secara rutin untuk membantu siswa yang mengalami permasalahan penerimaan diri dengan pendekatan Rational Emotive Behavior Therapy (REBT) dengan teknik disputing irrational belief dan changing one’s language.
Kata-kata kunci: Penerimaan diri, konseling kelompok, Rational Emotive Behavior Therapy (REBT) xvii; 167 halaman; 11 tabel; 21 lampiran 21 (1991-2015) |