Anda belum login :: 23 Nov 2024 00:24 WIB
Detail
BukuGambaran Proses Resiliensi Individu yang Melakukan Konversi Agama dari Islam ke Kristen untuk Menikah dan Tidak Diterima Keluarga
Bibliografi
Author: PARAMITHA, AMADEA ADITYA ; Sutantoputri, Novita Widiawati (Advisor)
Topik: Resiliensi; Konversi Agama
Bahasa: (ID )    
Tempat Terbit: Jakarta    Tahun Terbit: 2019    
Jenis: Theses - Undergraduate Thesis - Abstract of Undergraduate Thesis
Fulltext: Amadea_UndergraduateThesis_2019.pdf (714.81KB; 43 download)
Abstract
Agama adalah satu hal yang wajib dimiliki oleh warga negara Indonesia. Salah satu masalah yang bisaa muncul terkait dengan agama adalah pernikahan beda agama. Melakukan konversi agama untuk menikah juga memiliki berbagai tantangannya sendiri. Salah satu tantangan yang berpotensi muncul adalah adanya penolakan dari pihak keluarga asal karena melakukan konversi agama tersebut. Peran keluarga pun dapat dikatakan cukup besar karena umumnya keluarga ada pada lingkungan terdekat individu, ini berarti penolakan keluarga akan memberikan dampak yang besar bagi seseorang. Dampak penolakan keluarga akan lebih besar lagi dalam kasus ini, karena individu yang terkait juga sedang harus menyesuaikan diri karena pernikahannya, serta karena baru menganut agama baru. Salah satu teori yang bisa membahas mengenai hal ini adalah resiliensi. Masten (dalam Windle, 2010) mendefinisikan resiliensi sebagai sebuah proses atau kapasitas seseorang untuk secara berhasil beradaptasi meskipun dihadapkan pada situasi sulit atau bahkan mengancam. Resiliensi juga dijelaskan lebih mendalam oleh Kumpfer (1999) yang menjelaskan bahwa terdapat 6 aspek yang mempengaruhi resiliensi. Mereka adalah stressor, external environmental context, person environment interaction process, internal self characteristics, resilience process, dan positive life outcomes.
Pada penelitian ini, peneliti akan melakukan penelitian kualitatif, yang akan dilakukan dengan cara mewawancara 3 partisipan untuk mencari gambaran proses resiliensi yang dilewati mereka ketika harus menghadapi penolakan keluarga akibat melakukan konversi agama untuk menikah. Partisipan yang dipilih harus sudah menjalani pernikahan mereka selama 5 tahun, karena pada masa itulah masa pernikahan paling diuji. Peneliti juga akan melakukan wawancara pada 3 orang tambahan, yang adalah satu orang signifikan bagi masing-masing partisipan. Data yang diperoleh akan dianalisis menggunakan analisis tematik. Instrumen penelitian ini sendiri menggunakan panduan wawancara yang semi-struktural, yang mengkaji enam aspek dari resiliensi berdasarkan teori Kumpfer (1999).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa memang keenam aspek dari masing-masing partisipan menunjukkan hal yang berbeda. Hal menarik yang ditemukan pada ketiga partisipan adalah mereka melakukan konversi agama terlebih dahulu, bahkan merencanakan pernikahan, sebelum memberitahukan ke pihak keluarganya. Ketiga partisipan mendapatkan penolakan yang berbeda, namun pada akhirnya yang terjadi adalah terputusnya kontak dan hubungan baik antara partisipan dan keluarga asal. Partisipan penelitian ini juga menunjukkan kedekatan pada keluarga besar pasangannya, di mana pada ketiga partisipan muncul sebagai faktor protektif bagi individu. Selain itu anak dari masing-masing partisipan juga ditemukan paling memberikan motivasi untuk tetap berupaya menjaga lingkungan yang positif bagi keluarga partisipan.
Opini AndaKlik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!

Lihat Sejarah Pengadaan  Konversi Metadata   Kembali
design
 
Process time: 0.171875 second(s)