Meningkatnya jumlah penyandang disabilitas di Indonesia dan berada di usia bekerja membuat Pemerintah mengeluarkan peraturan terbaru mengenai proporsi tenaga kerja disabilitas Indonesia yang tercantum dalam UU No.8 tahun 2016. Rendahnya kesadaran pihak perusahaan terhadap potensi penyandang disabilitas dan anggapan akan menjadi beban perusahaan mempengaruhi penyandang untuk mendaftarkan diri di tempat kerja. Adanya hambatan dari disabilitas mengenai kurangnya pendidikan formal, keterampilan, dan lingkungan membatasi disabilitas bekerja. Penelitian ini berfokus pada penyandang tunadaksa sebagai partisipan karena penyandang tundaksa menempati urutan kedua terbanyak di Indonesia dan dapat berakibat pada gangguan psikologis karena kondisi fisik yang dapat terlihat secara langsung. Sebagai individu, penyandang tunadaksa memiliki kebutuhan untuk hidup mandiri dan salah satu cara memenuhinya dengan bekerja. Pada saat bekerja, penyandang tunadaksa akan berada di lingkungan baru, berhadapan dengan individu lain, dan situasi baru. Hal ini membutuhkan penyesuaian diri, sehingga pada akhirnya penyandang tunadaksa dapat produktif bekerja dan memenuhi kebutuhannya. Tujuan penelitian menggambarkan penyesuaian diri penyandang tunadaksa di tempat kerja. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kualitatif, menggunakan metode one on one interview. Partisipan penelitian ini adalah satu orang tunadaksa sejak lahir dan dua orang mengalami tunadaksa di bawah tujuh tahun karena kesalahan tindakan medis. Ketiga partisipan sudah mengikuti pelatihan di Balai Besar Rehabilitasi Vokasional Bina Daksa (BBRVBD) di Cibinong. Wawancara yang dilakukan mengenai tahap penyesuaian diri yang disampaikan Lazarus dan faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri yang disampaikan Schneiders. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ketiga partisipan mengalami tahap emerging stress saat awal bekerja, defense mechanism, resolving problems, dan adjustment selama delapan hingga sepuluh bulan bekerja. Ketiga partisipan dipengaruhi oleh lima faktor penyesuaian diri dari Schneiders (1964) dalam bekerja. Terdapat hal lain yang mempengaruhi yaitu dari motivasi dan pandangan bahwa setiap orang memiliki hak dan kesempatan yang sama di dunia kerja, adanya keinginan untuk mandiri, dan membuktikan kepada orang lain yang telah menghinanya. |